Suara.com - Sejumlah pejabat minta maaf di hadapan publik atas penanganan Covid-19 di Indonesia yang belum maksimal.
Meski pandemi Covid-19 di Indonesia telah berlangsung hampir 2 tahun, namun Indonesia masih belum bisa mengendalikannya.
Bahkan, pada gelombang kedua Covid-19 kali ini, Indonesia berulangkali memecahkan rekor dengan penambahan kasus harian positif Covid-19 tertinggi di dunia.
Penanganan pandemi yang dinilai belum banyak membuahkan hasil itu membuat sederet pejabat publik menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat luas.
Baca Juga: Angka Testing Covid-19 Turun Agar Kasus Positif Rendah, Fadli Zon: Jangan Kelabui Data!
Berikut Suara.com merangkum sederet pejabat minta maaf atas penanganan Covid-19 di Indonesia yang tidak maksimal, Kamis (22/7/2021).
Momen permohonan maaf yang disampaikan di depan publik oleh pejabat dilakukan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.
Luhut yang juga ditunjuk sebagai Koordinator Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat Jawa-Bali itu meminta maaf atas kenaikan kasus harian yang tak terkendali.
"Sebagai koordinator PPKM Jawa dan Bali dari lubuk hati yang paling dalam saya minta maaf kepada seluruh rakyat Indonesia jika dalam penanganan PPKM Jawa-Bali masih belum optimal," kata Luhut dalam konferensi pers yang disiarkan secara virtual, Senin (17/7/2021).
Baca Juga: Menteri Luhut: Relaksasi 26 Juli Dilakukan Kalau Ada Perbaikan Dari Seluruh Sisi
Luhut menyebut, pihaknya bersama jajaran dan menteri/kepala lembaga terkait bakal terus bekerja keras untuk memastikan penyebaran varian virus Delta bisa diturunkan.
2. Erick Thohir
Permohonan maaf juga dilakukan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir.
Ia meminta maaf kepada masyarakat karena Kementerian BUMN yang dipimpinnya dinilai belum sempurna dalam membantu mengendalikan Covid-19.
"Tentu kami, Kementerian BUMN, dengan segala kerendahan hati memohon maaf ketika penugasan-penugasan yang diberikan kepada kami tidak sempurna karena sempurna hanya milik Allah SWT," kata Erick dalam peresmian RSPJ extensi Gedung Arafah Asrama Haji Embarkasi Jakarta, secara virtual Senin (19/7/2021).
Namun demikian, Erick memastikan BUMN-BUMN terus berusaha keras menyediakan dan memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.
"Semua kementerian saat covid bekerja 24 jam, kita menyatukan hati kita bahwa jangan pernah lelah melayani rakyat kita," ucap Erick.
3. Ridwan Kamil
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil juga meminta maaf atas penanganan pandemi Covid-19 di wilayahnya yang tak terkendali.
Ia menyadari PPKM yang diberlakukan secara ketat bukanlah situasi yang mudah untuk dilalui seluruh masyarakat.
"Saya memohon maaf atas situasi yang tidak nyaman ini dan memahami kesulitan yang dihadapi," kata Emil melalui cuitan di akun Twitter pribadinya @ridwankamil dikutip Selasa (20/7/2021) lalu.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menjadi pejabat kesekian yang meminta maaf kepada masyarakat atas lonjakan kasus Covid-19 yang tak terkendali di wilayah Jawa Timur.
Mantan Menteri Sosial itu menyampaikan permohonan maaf karena kebijakan yang dilahirkan untuk menekan kasus Covid-19 tidak bisa memuaskan semua orang.
"Atas nama Pemprov Jatim, saya meminta maaf jika penanganan Covid-19 di Jatim belum dapat memuaskan seluruh masyarakat," ujar Khofifah dalam postingan yang diunggah di akun instagram pribadinya, @khofifah.ip, Rabu (21/7/2021).
Khofifah memohon kerja sama seluruh masyarakat untuk tetap mematuhi seluruh peraturan selama pelaksanaan PPKM darurat, tetap disiplin protokol kesehatan, dan segera mengikuti vaksinasi.
"Kepada semua warga Jawa Timur tetaplah semangat. Pengurus RT, RW, kamituwo tetaplah di garda depan melayani warga, terutama yang sedang isolasi mandiri," kata dia.
5. Rudy Gunawan
Jejak meminta maaf di hadapan publik juga dilakukan oleh Bupati Garut, Rudy Gunawan.
Rudy meminta maaf kepada masyarakat saat memantau fasilitas tempat isolasi, khususnya ketersediaan oksigen di Rumah Susun Gandasari, Cilawu, Kabupaten Garut.
Ia meminta maaf karena pemerintah daerah masih belum bisa menyediakan stok oksigen yang cukup untuk ribuan warganya yang terpapar Covid-19.
"Ada 118 yang diisolasi mandiri di Rusun Gandasari, kita nakes 24 jam, kami ada visit dokter, jadi kami pasti bantu lah. Kami mohon maaf seandainya ada kekurangan, karena kami ada 1.700 yang diisolasi mandiri," kata Rudi dikutip dari laman resmi Pemprov Jabar, Sabtu (26/6/21).