Muncul Aksi Tolak PPKM, Mardani: Tanda Pemerintah Gagal Edukasi Kebijakan ke Masyarakat

Kamis, 22 Juli 2021 | 11:02 WIB
Muncul Aksi Tolak PPKM, Mardani: Tanda Pemerintah Gagal Edukasi Kebijakan ke Masyarakat
Massa aksi tolak PPKM Darurat memblokade Jalan Dago, Kota Bandung, Rabu (21/7/2021). [Suara.com/Ferrye Bangkit Rizki]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Masyarakat Kota Bandung turun ke jalan untuk menggelar aksi penolakan PPKM. Hal yang sama juga diikuti oleh pengemudi ojek online. Menanggapi itu, anggota DPR Fraksi PKS Mardani Ali Sera mengatakan keberadaan aksi menolak kebijakan itu menandakan bahwa pemerintah telah gagal mengedukasi.

Di mana kata Mardani kegagalan mengedukasi masyarakat atas kebijakan yang dibuat berdampak terhadap pemahaman publik.

"Ini tanda gagalnya pemerintah melakukan edukasi bagi publik untuk memahami kebijakannya," kata Mardani kepada wartawan, Kamis (22/7/2021).

Ditambah masih adanya kasus korupsi bantuan sosial hingga nuansa politisasi yang akhirnya membuat masyarakat kemudian menyampaikan aspirasi mereka menuntut adanya pengusutan.

Baca Juga: Tangkap 150 Peserta Aksi Tolak PPKM Darurat, Polisi Temukan Bom Molotov

Karena itu Mardani menilai menjadi wajar apabila kemudian masyarakat mempertanyakan kebijakan pemerintah.

"Ini masukan bagi pemerintah untuk bercermin bahwa trust publik itu mahal. Semua pihak tidak boleh keluar koridor demokrasi. Demonstrasi tetap dalam kerangka kritik yang konstruktif dan solutif," ujar Mardani.

Demo Tolak PPKM

Sejumlah pengemudi ojek online atau ojol dan sekelompok orang yang tergabung dalam Literasi Pemuda Bandung menggelar aksi unjuk rasa menolak PPKM Darurat. Demo tolak PPKM Darurat itu digelar di Balai Kota Bandung, Jalan Watukencana, Kota Bandung, Rabu (21/7/2021) kemarin. 

Dalam aksinya, mereka menuntut sejumlah hal, di antaranya meminta pemerintah untuk transparansi terkait dengan anggaran untuk penanganan Covid-19.

Baca Juga: Kapok! Terduga Provokator Tolak PPKM Darurat di Brebes Diciduk Polisi, Ini Sosoknya

Mereka juga meminta BPK dan KPK untuk memeriksa dugaan korupsi anggaran covid-19 mulai dari Wali Kota dan Sekda Kota Bandung hingga ke jajaran kepala dinas, kabid, dan kasie.

Hal itu dilatarbelakangi karena menurut mereka instrumen korupsi tidak bisa sendiri harus melibatnya pejabat tinggi sampe kasie esselon empat.

Dalam aksi itu, mereka menganggap jika penerapan PPKM Darurat, itu tidak berjalan sukses, melainkan gagal dan sama sekali tidak berhasil.

Mereka pun meminta pemerintah untuk mengevaluasi penerapan PPKM Darurat.

Tuntutan lainnya, yakni terkait dengan pembungkaman warga sipil di kota Bandung dengan adanya peraturan Wali Kota Bandung yang tidak pro rakyat.

Kemudian mereka juga menuntut pemerintah kudu mengidentifikasi dan usut tuntas 196 jenazah TPU cikadut yang digali kembali dikarenakan tenyata non reaktif Covid-19.

Mereka juga menyatakan jika Ketua Gugus tugas Covid-19 telah gagal menjalankan tugasnya.

erakhir, massa aksi meminta hukum mati koruptor Bansos dan pengadaan alat kesehatan serta pejabat yang korupsi di masa pandemi.

Sebelum menggelar aksi di depan Balai Kota bandung, driver ojol sempat melakukan konvoi di sekitar kota.

Ribuan pengemudi ojek online alias ojol di Kota Bandung turun ke jalan. Mereka melakukan protes terhadap kebijakan PPKM Darurat yang diperpanjang hingga 25 Juli 2021 mendatang.

Hal itu diketahui dari unggahan video di akun instagram @infojawabarat, Rabu (21/07/2021). Dalam video berdurasi 36 detik itu terlihat para pengemudi ojol berseragam lengkap sedang melakukan konvoi di jalanan untuk menolak perpanjangan PPKM Darurat.

Hal itu diduga karena kebijakan PPKM Darurat berdampak pada penurunan pendapatan para ojol. Pasalnya banyak ruas jalan dan toko-toko di Kota Bandung yang ditutup selama dua pekan kebijakan PPKM Darurat berjalan.

Para pengemudi ojol yang disinyalir berjumlah ratusan ribu tersebut sembari meneriaki para toko di pinggir jalan untuk tidak takut membuka tokonya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI