Suara.com - Setelah sekian lama terkunci dalam aturan pembatasan, warga Inggris akhirnya bisa bernapas lega pemerintah sudah mencabut lockdown secara resmi.
Menyadur New York Post, Rabu (21/7/2021), mereka menyebut hari bersejarah tersebut sebagai 'Freedom Day' atau hari kebebasan dan merayakannya dengan berpesta di klub malam.
"Saya benar-benar gembira," ujar salah satu warga yang larut dalam pesta perayaan di sebuah klub di Leeds, Lorna Feeney pada AP.
“Inilah hidupku, jiwaku — aku suka menari. Ini menakjubkan. Itu membuatku merasa sangat baik.”
Baca Juga: Mengeluh Saat Dikarantina, Wanita Inggris Langsung Dideportasi dari Australia
Sebenarnya pelonggaran pembatasan ini tak sepenuhnya membuat mereka bebas karena virus corona masih bisa menyerang kapan saja dan di mana saja.
Bahkan, ketika pelonggaran itu diresmikan, Menteri Kesehatan Inggris sedang dinyatakan positif corona. Infeksi baru juga melonjak ke level tertinggi dalam beberapa bulan terakhir.
Namun rupanya hal itu tak membuat warga Inggris waswas. Di sebuah klub malam di London, Kevin Ally mengatakan tidak khawatir tertular covid-19 dan senang bisa kembali ke lantai dansa.
"Tidak ada kekhawatiran," katanya. “Satu-satunya kekhawatiran adalah mengapa kami tidak berada di sini selama satu setengah tahun. Sudah sangat lama sejak kami keluar. Senang bisa kembali, dan kami di sini untuk menari.”
Mulai tengah malam, warga Inggris tak lagi diwajibkan memakai masker di toko dan dalam ruangan. Keputusan ini diambil bersama dengan pencabutan batasan kapasitas di bar dan restoran.
Baca Juga: Inggris Sebut 60 Persen Pasien COVID-19 yang Dirawat Belum Divaksinasi
Julian Tang, ahli virologi klinis di University of Leicester mengatakan klub malam sangat ideal menyebarkan covid-19 karena orang-orang berdekatan dan banyak dari mereka adalah anak muda yang belum disuntik.
“Itu sempurna bagi virus untuk menyebar dan bahkan menghasilkan varian baru. Saya tidak bisa memikirkan skenario bagus yang realistis untuk keluar dari strategi ini, saya khawatir," Tang memperingatkan.