Cerita Pemulung Bantar Gebang: Waswas Sama Covid Meski Hidungnya Kebal Sampah

Rabu, 21 Juli 2021 | 12:42 WIB
Cerita Pemulung Bantar Gebang: Waswas Sama Covid Meski Hidungnya Kebal Sampah
Ilustrasi--Para pemulung memilah sampah di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang di Bekasi, Jawa Barat, Senin (22 /10). (Suara.com/Fakhri Hermansyah)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bau sampah yang menyengat di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, Bekasi sudah menjadi sarapan setiap hari bagi pemulung bernama Dede (29). Namun, pemuda itu kini eksta hati-hati saat memilah-milah barang bekas di tengah gunungan sampah setelah banyak korban yang terpapar virus Covid-19. 

"Khawatir jelas, namanya juga kerja kami sehari-hari ketemunya sampah," demikian kata Dede saat ditemui Suara.com di TPST Bantar Gebang, Rabu (21/7/2021).

Dede mengaku pekerjaan yang digelutinya sejak umur 20 tahun ini harus terus dikerjakan untuk menyambung hidup. Terlebih, kondisi masyarakat kini sedang sulit mencari nafkah setelah PPKM Darurat kembali diperpanjang oleh pemerintah. 

"Akhirnya mau enggak mau daripada kami enggak makan. Terus ibaratnya enggak ada kerjaan juga kan," kata dia. 

Baca Juga: PLTSa Bantar Gebang Beroperasi, Ribuan Ton Sampah Jadi Tenaga Listrik

Dia mengaku belum pernah melihat ada pemulung yang terpapar Covid-19. Menurutnya, kebanyakan pemulung jatuh sakit karena lelah berjibaku dengan sampah. 

"Cuma ada satu dua yang meriang. Mungkin meriang-meriang kecapean meriang urat terus diurut, terus dia minum obat anti linu segala macam, ya Alhamdulillah sembuh," kata Dede.

Mobil bak yang dipakai pemulung untuk mengangkut barang bekas atau plastik di PTST Bantar Gebang. (Suara.com/Bagaskara)
Mobil bak yang dipakai pemulung untuk mengangkut barang bekas atau plastik di PTST Bantar Gebang. (Suara.com/Bagaskara)

Dia pun mengaku memiliki cara jitu untuk menangkal bahaya covid-19, yakni dengan rajin meminum air putih dan makan tepat waktu.

"Kami rajin-rajin minum air putih aja di sini jangan telat makan insyallah. Karena saya masker stand by bila mana keluar dari daerah sini, saya pakai masker masuk pabrik pun saya pakai masker," ujarnya. 

Sejak Muda jadi Pemulung

Baca Juga: Rio Reifan Dapat Rekor MURI Gegara Tanam Pohon Mangrove

Di tengah gunungan sampah di PTSP Bantar Gebang, Suara.com pun sempat menyaksikan saat Dede dengan pemulung lainnya sibuk mencari barang bekas atau plastik yang layak untuk dirupiahkan.

Meski dihajar terik matahari, Ade yang mengenakan topi caping tampak serius mencari dan memasukkan barang-barang bekas atau plastik ke keranjang yang digendong di punggung belakang.

Dede pun menceritakan sejak pertama kali menjadi pemulung yang sudah kebal dengan bau sampah di Bantar Gebang.  

"Awalnya mah kemari pengin tahu bagaimana sih cara orang-orang pemulung ini bekerja untuk menghasilkan uang itu bagaimana caranya," kata Dede. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI