Suara.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berencana mendirikan fasilitas pembakaran jenazah atau krematorium. Hal ini dilakukan setelah kegiatan kremasi belakangan mendapatkan protes imbas dari meroketnya kematian karena Covid-19.
Rencana ini diungkap oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria. Riza menyebut pihaknya sedang mempersiapkan proyek pembuatan tempat kremasi ini.
"DKI memang berniat menyiapkan tempat kremasi, ini sedang disiapkan konsepnya dan tempatnya dan sebagainya," ujar Riza di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (21/7/2021).
Riza mengakui memang selama ini Pemprov DKI Jakarta belum memiliki tempat kremasi sendiri. Masyarakat yang ingin melakukan pembakaran jenazah hanya bisa menggunakan fasilitas milik swasta.
Baca Juga: 6,64 Juta Warga di DKI Jakarta Sudah Divaksin Dosis Pertama
"Sekali lagi DKI Jakarta sampai hari ini tidak punya tempat pelaksanaan kremasi bagi jenazah. Beberapa waktu lalu memang ada kegiatan kremasi itu tinggi sekali, itu dilaksanakan oleh pihak swasta bukan dari Pemprov DKI Jakarta," katanya.
Namun, karena permintaan kremasi begitu tinggi, harganya malah ikut meroket. Hal ini menuai protes dari masyarakat karena dianggap menambah beban kesulitan mereka.
Karena itu, ia meminta agar pihak swasta tidak memanfaatkan kondisi tingginya permintaan kremasi.
Seharusnya situasi seperti ini tidak dijadikan momentum untuk meraup keuntungan lebih.
"Jangan ada lagi yang mematok harga tidak wajar atau berlebihan. Justru harusnya disaat seperti ini kita harus saling membantu saling tolong menolong bukan justru mengambil kesempatan di saat seperti ini," pungkasnya.
Baca Juga: Sapi Kurban Kabur dan Terperosok ke Got, Crane DKI Dikerahkan, Evakuasi 3 Jam
Diprotes PSI
Sebelumnya, Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta meminta agar Gubernur Anies Baswedan membuat fasilitas kremasi jemazah. Pasalnya angka kematian di ibu kota belakangan ini terus meroket karena pandemi Covid-19.
Anggota Komisi A fraksi PSI DPRD DKI August Hamonangan mengatakan dalam sepekan terakhir pihaknya menerima banyak keluhan seperti harga yang meroket untuk melakukan kremasi. Imbasnya, banyak orang yang memilih untuk melakukan pembakaran jenazah di luar kota.
"Sebagian warga terpaksa ke luar Jakarta seperti ke Karawang, Cibinong dan lainnya akibat sejumlah krematorium di Jakarta menolak untuk melayani jenazah Covid-19," ujar August dalam keterangan tertulis, Senin (19/7/2021).
August mengatakan, situasi ini malah semakin menyulitkan keluarga yang sudah dilanda duka karena kehilangan anggota keluarga. Dengan adanya fasilitas kremasi milik Pemprov, diyakini bisa meringankan beban keluarga.
"Untuk itu Fraksi PSI meminta Pemprov DKI menyediakan fasilitas krematorium Covid-19 di Jakarta menentukan batas atas dari biaya kremasi sehingga tidak menambah beban duka keluarga yang ditinggalkan," jelasnya.
Menurutnya Anies perlu menyadari di Jakarta ini tidak semua jenazah dimakamkan karena keberagaman agama yang dianut masyarakat.
“Perlu dipahami kalau warga Jakarta terdiri dari berbagai macam latar belakang agama dan budaya, yang tentunya tidak bisa semua dimakamkan di TPU sehingga perlu ada alternatif dan solusi dari Pemprov DKI Jakarta,” tuturnya.