Bantu Warga Terimbas Pandemi, Bagirata Buat Platform Subsidi Silang Antarpekerja

Selasa, 20 Juli 2021 | 19:40 WIB
Bantu Warga Terimbas Pandemi, Bagirata Buat Platform Subsidi Silang Antarpekerja
Social crowdfunding bagirata. (Bagirata)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Budaya gotong-royong khas masyarakat Indonesia saat ini menjadi salah satu andalan guna bertahan di tengah pandemi Covid-19.

Lebih dari satu tahun berlalu, kekinian istilah gotong-royong acap kali kita dengar untuk mengungkapkan adanya gerakan warga bantu warga dalam menghadapi pandemi bersama.

Seperti diketahui kebaradaan pandemi ditambah kebijakan dan aturan yang dibuat pemeintah sangat berdampak tidak hanya pada kesehatan, melainkan ekonomi masyarakat.

Banyak dari mereka yang kehilangan pekerjaan akibat terpaksa dirumahkan oleh perusahaan maupun tidak bisa berdagang.

Baca Juga: Rugi Puluhan Miliar hingga PHK 7 Ribu Pekerja, Begini Kondisi Mal di Sumut

Dampaknya, banyak dari masyarakat yang tadinya memiliki penghasilan tetap, sekarang menjadi tidak berpendapatan.

Hal itu tentu saja menjadi beban dalam menghadapi kehidupan melawan wabah penyakit, terutama bagi mereka yang menjadi tulang punggung atau kepala keluarga.

Berangkat dari alasan itu pula sejumlah pemuda Indonesia, yakni Lody Andrian bersama Ivy Vania, Muhammad Rheza, dan Elham Arrazag berinisiatif membuat Bagirata.id.

Sebuah platform subsidi silang antarpekerja untuk mengurangi beban kerja para pekerja yang kehilangan pendapatan karena pandemi.

Lody salah satu inisiator mengatakan Bagirata yang dibuat pada Maret 2020 sejak pandemi masuk ke Indonesia itu pada awalnya dibentuk untuk membantu teman-teman terdekat.

Baca Juga: Sederhana tapi Berharga, Pria Ini Beri Teh Kemasan Pada Pekerja Pembersih Kaca Apartemen

Pada waktu itu kebijakan selama tiga bulan pertama PSBB di 2020 kata Lody banyak dari temannya di industri kreatif yang kehilangan penghasillan. Begitu juga teman Ivy di sektor F&B dan hospitality yang banyak terdampak karena pandemi.

Lody menjelaskan pada waktu itu ia melihat bahwa bantuan yang ada kepada masyarakat baru berfokus seputar kesehatan dan populasi miskin.

Sementara bantuan untuk para pekerja yang kehilangan penghasilan belum ada atau tidak menjadi fokus.

"Mungkin karena itu setelah Bagirata rilis bulan Maret-April, yang mendaftar akhirnya banyak, dan bukan hanya kerabat kami, tapi para pekerja secara umum yang terdampak," kata Lody dihubungi Suara.com, Selasa (20/7/2021).

"Jadinya bukan untuk bikin bantuan lebih baik bahkan, tapi emang waktu itu bantuannya memang tidak ada, baik dari pemerintah atau sektor bisnis.

Terlebih lagi, dulu virus corona sangat baru bagi kita, dan nggak ada satu orang pun yang tau kapan ini akan berakhir dan dampaknya seperti apa," tuturnya.

Diketahui dalam platform subsidi silang antarwarga atau antarpekerja, Bagirata membuka registrasi bagi mereka baik yang ingin menjadi penerima maupun pemberi bantuan berupa donasi.

Nantinya donatur bisa memberikan donasinya langsung kepada calon penerima melalui e-wallet, tanpa harus dikumpulkan terlebih dahulu di dalam satu rekening. Dengan begitu donasi bisa tersalurkan langsung kepada penerima yang telah diverifikasi sebelumnya.

Sejauh ini tercatat ada 5.602 penerima dana yang telah mendaftar. Lody mengatakan saat ini Bagirata sedang di tahap verifikasi penerima dana yang baru mendaftar selama  PPKM Darurat.

"Jadi tidak semuanya lolos verifikasi. Jadi sekitar 2.500-3.000 penerima dana di Bagirata," ujarnya.

Dari verifikasi itu diketahui bahwa mayoritas penerima bantuan dana didominasi oleh mereka yang berdomisili di wilayah Jawa dan Bali. Sementara untuk daerah lain tetap ada, namun jumlahnya belum begitu banyak.

Diketahui juga penerima bantuan dana yang telah mendaftar banyak dari mereka pekerja sektor industri yang terdampak PPKM Darurat. Selain itu ada dari sektor informal yang juga terkena imbas sehingga mereka tidak memiliki penghasilan.

"Banyak yang dari pekerja kreatif, hiburan, ritel, dan sektor informal seperti pedagang kios dan kantin. Dulu waktu gelombang pertama didominasi dari F&B dan transportasi, seperti penerbangan dan ojol," ujarnya.

Sedangkan untuk jumlah donasi yang telah tersalurkan melalui Bagirata hingga 20 Juli 2021 sore tercatat sebanyak Rp 924.638.979. Lody mengatakan dana donasi tersebut sudah terdistribusi untuk 2.475 orang penerima bantuan.

"Arus dana ini yang kami observasi di dalam sistem, jadi tidak ada dana yang kami tampung. Semua proses pengiriman langsung ke e-wallet yang bersangkutan karena platform Bagirata bersifat peer-to-peer," kata Lody.

Melalui platform Bagirata, Lody berharap ke depan kesadaran masyarakat untuk membantu sesama semakin tinggi. Di mana kata Lody gotong-royong tidak hanya menjadi jargon, melainkan menjadi aksi-aksi kecil untuk sama-sama mencari jalan keluar di situasi sulit pandemi.

"Saling menyadari privilege dan peran kita di masyarakat juga menjadi sangat penting, terutama untuk masyarakat yang masih cenderung aman secara finansial, lebih membuka tangan mereka untuk menyediakan jaring pengaman finansial secara kolektif untuk mereka yang sangat dirugikan dari pandemi dari aspek ekonomi," kata Lody.

Harapan Bagirata juga ditujukan untuk pemerintah. Lody berharap pemerintah di level daerah atau pusat dapat lebih mengesampingkan birokrasi dan fokus ke akurasi kebijakan dan bantuan.

"Kami yakin banyak ide-ide dan laporan penelitian bagus di meja-meja pemerintah untuk menanggulangi isu ini, tapi kenyataannya masih sedikit upaya pemerintah yang tepat guna di level implementasi. Jadi sangat besar harapan saya untuk melihat pemerintah yang responsif terhadap kebutuhan warga," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI