Suara.com - Peristiwa banjir bandang mengerikan melanda sejumlah negara di Eropa. Mulai dari Jerman, Belgia hingga Belanda. Jerman menjadi salah satu negara paling parah dilanda banjir pada pekan ini.
Dilansir dari kantor berita Anadolu, hingga Minggu (18/7/2021), sedikitnya 170 orang tewas dan puluhan lainnya masih hilang akibat banjir di Jerman Barat.
"Sedikitnya 98 orang meninggal di distrik Ahrweiler, negara bagian Rhineland-Palatinate, yang terdampak parah," ungkap Departemen Kepolisian Koblenz dalam sebuah pernyataan, yang menambahkan bahwa sebanyak 618 orang luka-luka akibat banjir.
Di negara bagian North Rhine-Westphalia, para pejabat telah mengonfirmasi 43 kematian.
Baca Juga: Banjir, 208 Jiwa Warga Dusun Rasau Karya Dievakuasi
Korban tewas diperkirakan akan terus bertambah karena beberapa desa masih terendam banjir.
Sementara itu, Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Frankfurt mencatat ada 11 keluarga WNI terdampak banjir.
"Mereka telah dievakuasi ke fasilitas pemerintah setempat," terang KJRI.
Tim penyelamat terus mencari dan mengevakuasi korban ke lokasi yang lebih aman.
Kanselir Angela Merkel diperkirakan akan mengunjungi wilayah yang dilanda banjir di Rhineland-Palatinate pada Minggu.
Baca Juga: Korban Jiwa Akibat Banjir Bandang di Jerman Bertambah, Lebih dari 90 Jiwa Melayang
Banjir terparah di Jerman dalam lebih dari 200 tahun itu dipicu oleh hujan lebat dalam satu pekan terakhir, menyebabkan kerusakan yang meluas di berbagai kota dan desa di wilayah barat yang berbatasan langsung dengan Belgia dan Prancis.
Sementara di Belgia, banjir dilaporkan telah menewaskan sedikitnya 27 orang sejauh ini.
Perdana Menteri Alexander De Croo mengumumkan hari berkabung nasional pada Selasa.
Meskipun hujan lebat sudah berhenti pada Jumat di sebagian besar wilayah timur Belgia, risiko luapan banjir masih terjadi di beberapa sungai.
Sekitar 120 kota yang terkena banjir masih kesulitan menjangkau banyak orang.