Pria India Tidur hingga 25 Hari Nggak Bangun-bangun, Ternyata Ini Pemicunya

Sabtu, 17 Juli 2021 | 16:09 WIB
Pria India Tidur hingga 25 Hari Nggak Bangun-bangun, Ternyata Ini Pemicunya
Ilustrasi tidur. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang pria di India tidur selama 20-25 hari dalam sebulan karena mengalami gangguan kesehatan. Ia bahkan harus dimandikan dan makan dalam kondisi tertidur.

Menyadur Indian Express Sabtu (17/7/2021) pria yang diketahui bernama Purkharam itu tinggal di distrik Nagaur Rajasthan. Ia dilaporkan mengalami kondisi medis langka yang disebut Axis Hypersomnia.

Pria yang mendapat julukan 'Kumbhakarna' tersebut dapat tidur selama 20-25 hari sebulan, atau 300 hari dalam setahun.

Pria 42 tahun tersebut bahkan hanya mampu membuka usaha toko kelontongnya lima hari dalam sebulan, menurut laporan Zee News.

Baca Juga: Miris, Wanita Diarak Keliling Kampung dalam Kondisi Telanjang oleh Suaminya Sendiri

Kondisi Purkharam sudah diketahui 23 tahun yang lalu dan telah memengaruhi hidupnya. Bahkan anggota keluarganya mengungkapkan jika ia harus memandikan dan memberinya makan saat dia tidur.

The India Times melaporkan bahwa pria itu awalnya bisa tidur 7 hingga 8 hari. Namun kondisinya memburuk seiring waktu dan dia sekarang diduga tidur selama 20 hingga 25 hari berturut-turut.

Hipersomnia aksis dapat digambarkan sebagai gangguan tidur neurologis kronis yang menyebabkan kantuk di siang hari atau lama tidur yang melebihi 9 jam.

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan National Center for Biotechnology Information (NCBI), hipersomnia memengaruhi empat hingga enam persen populasi.

Medical News Today menyebutkan bahwa orang yang menderita gangguan ini mungkin juga mengalami kesulitan bangun, bahkan jika mereka sudah memasang alarm.

Baca Juga: Ketahuan Kawin Lari, Seorang Wanita Diarak Keliling Kampung dalam Kondisi Telanjang

Orang yang menderita hipersomnia memerlukan terapi perilaku serta obat-obatan untuk tetap terjaga. Faktanya, tanpa perawatan medis yang tepat, kondisi ini dapat secara signifikan memengaruhi kehidupan sehari-hari dan menyebabkan komplikasi lebih lanjut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI