“Tapi kemudian kami di RSUD kekurangan dokter dan dia sudah mumpuni untuk peningkatan mutu layanan di rumah sakti lewat program akreditasi dan sudah juga beberapa kali pelatihan akhirnya kita bermohon untuk di tarik ke RSUD," kata dia.
Ayah Berpulang
Belum usai kesedihan akibat kepergian Ayomi yang gugur karena Covid-19, kabut duka kembali menaungi keluarga besar Ayomi.
Kurang dari 24 jam setelah kepergiannya, sang ayah, Darmono Is juga dipanggil pulang menghadap Sang Khalik. Darmono menghembuskan nafas terakhir pada Kamis malam (15/7). Sang ayah meninggal dunia juga karena terinfeksi Covid-19.
“Bapaknya meninggal juga, Bapak Darmono. Meninggal jam 8 tadi malam. Meninggal Covid-19 karena ada beberapa komorbid, gula dan lainnya,” kata Kurniawan.
Kondisi Darmono sebenarnya masih relatif baik saat dibawa ke ruang isolasi Covid-19 di Gedung Sasar Wondama Manggurai.
Namun diduga karena mengalami tekanan psikis setelah mengetahui anaknya yang sedang hamil tua dirujuk ke luar Wondama dalam kondisi Covid-19 berat, kondisi Darmono kemudian menurun drastis.
“Terakhir kami sembunyikan kalau anaknya sudah meninggal tapi tidak tahu entah dia tahu atau ada kontak batin karena ini anak sama bapak,” kata dia.
Kepala Dinas Kesehatan Teluk Wondama, dr Habel Pandelaki, melalui sambungan virtual ikut menyampaikan belasungkawa mendalam atas kepergian Ayomi.
Baca Juga: Viral, Juara Puteri Indonesia Papua Barat Tegur Pemuda Main Petasan di Wisata Merapi
Ia mengatakan kepergian Ayomi yang telah ikut berperan besar dalam penanganan Covid-19 di Wondama menjadi suatu kehilangan besar bagi masyarakat Teluk Wondama.