Modal Ratusan Ribu, ShopeePay Talk Beberkan Rahasia Bangun Bisnis hingga Sukses

Jum'at, 16 Juli 2021 | 19:09 WIB
Modal Ratusan Ribu, ShopeePay Talk Beberkan Rahasia Bangun Bisnis hingga Sukses
Event ShopeePay Talk bertajuk 'Modal Ratusan Ribu, Omzet Ratusan Juta'. (Dok: Shopeepay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

“Saya sengaja membuat paket menu murah meriah karena sejak awal saya bertekad untuk menyasar mahasiswa sebagai target pasar,” ucapnya.

Itulah sebabnya, Ayam Goreng Nelongso hingga sekarang selalu konsisten menghadirkan beragam menu terjangkau yang ramah bagi kantong mahasiswa. Selain itu, dia juga terus berupaya menerapkan strategi bisnis yang sesuai untuk menjangkau target pasar, seperti mendirikan gerai dekat area kampus, tempat kos, hingga menyediakan pembayaran digital seperti ShopeePay karena anak muda lebih suka cashless dan gemar mencari promo cashback agar lebih hemat.

“Saat ini, Ayam Goreng Nelongso memiliki 71 gerai yang tersebar di Indonesia,” ucapnya.

Manfaatkan kekuatan platform digital

Tak bisa dipungkiri, pandemi Covid-19 telah mendorong percepatan transformasi digital dan menuntut masyarakat di seluruh dunia termasuk Indonesia untuk beradaptasi dengan perkembangan era digital. Digitalisasi kini telah menjadi salah satu strategi yang efektif untuk menjangkau konsumen dan bersaing dengan pemain lain di industri.

Ria Sarwono, Brand and Marketing Director COTTONINK menambahkan, perjalanannya dan Carline Darjanto, Creative Director COTTONINK membangun brand ini dimulai dari satu langkah yang cukup sederhana.

“Modal yang kami keluarkan pun tidak seberapa tetapi kami mencoba untuk memasarkan barang yang sesuai dengan tren dan diminati pasar pada saat itu. Bisa dibilang dari dulu hingga sekarang, platform digital memiliki peranan yang cukup signifikan dalam pertumbuhan COTTONINK, mempertemukan kami dengan konsumen dari Sabang sampai Merauke, bahkan Internasional sekalipun. Kami percaya bahwa komitmen inilah yang membawa COTTONINK tumbuh sampai seperti sekarang. Di sisi lain platform digital memberikan pengalaman belanja yang efisien dan efektif bagi pelanggan setia CottonInk, termasuk adanya opsi layanan pembayaran digital yang memudahkan konsumen ketika berbelanja,” urai Ria.

Ukur risiko dengan cermat dan maksimalkan ‘modal’ lainnya

Dalam membangun sebuah bisnis, seorang pelaku usaha juga harus membuat proyeksi bisnis dengan perhitungan yang matang sehingga mereka dapat lebih siap menghadapi risiko bisnis ke depannya. Namun, risiko bisnis tersebut dapat diminimalisir dengan strategi persiapan modal yang lebih matang. Modal yang dibutuhkan dalam membangun bisnis sebenarnya tidak melulu soal uang. Membangun bisnis dengan modal minim juga harus turut disertai dengan dukungan modal lainnya seperti keterampilan membangun dan menjaga relasi, kreativitas, menggunakan platform digital, berkomunikasi, negosiasi dan kepemimpinan.

Baca Juga: Modal Awal Ratusan Ribu, Ini Rahasia Sarwono Besarkan Cotton Ink

“Dalam mengelola bisnis dengan modal yang relatif kecil, pelaku usaha harus kreatif memaksimalkan modal keterampilan dirinya yang lain. Contohnya, pelaku usaha dapat memaksimalkan networking dengan mengajak konten kreator berkolaborasi dalam bisnis yang sedang dirintis. Kolaborasi tersebut dapat dibangun dengan memberikan persentase saham dari keuntungan bisnis. Para konten kreator ini dapat menjadi salah satu kanal pemasaran yang efektif dalam meningkatkan brand awareness. Pada dasarnya, kesuksesan sebuah bisnis tidak dapat terlepas dari soft skills mumpuni yang dimiliki oleh pendirinya. Namun yang perlu diingat, setiap keterampilan tersebut tentunya selalu dapat dipelajari dan dikuasai asalkan kita tidak pernah lelah untuk terus belajar,” tutup Fellexandro Ruby, Entrepreneur & Founder Negeri Pembelajar Edu-tech.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI