Suara.com - Menko Polhukam Mahfud MD sedang mendapat kritik bertubi-tubi dari berbagai kalangan karena aksinya mencuit asyik menonton tayangan sinetron Ikatan Cinta di masa PPKM darurat. Tindakan Mahfud sebagai pejabat negara dianggap tak berempati kepada rakyat yang sedang hancur-hancuran digempur wabah Covid-19.
Kritikan soal Mahfud MD menonton serial sinetron itu salah satunya disampaikan Direktur Eksekutif Lingkar Madani, Ray Rangkuti. Ray pun mengaku tak tahu maksud dan tujuan Mahfud MD selaku pejabat negara berkitau menonton Ikatan Cinta saat Indonesia sedang darurat Covid.
"Saya tidak mengerti maksud pak Mahfud dengan isi Twitter beliau soal menonton sinteron di masa pandemi. Kesan yang muncul pertama kita sedang tidak dalam darurat sangat. Dalam kondisi begini masih nikmat nonton sinetron," kata Ray Rangkuti, Jumat (16/7/2021).
Dia pun mengimbau agar Mahfud MD lebih peka melihat situasi pelik yang sedang dihadapi rakyat Indonesia ketimbang menonton tayangan tak bermutu di televisi.
"Jadi sulit membayangkan dalam situasi seperti ini, masih ada waktu bagi pak Mahfud menikmati tayangan sinteron dan mengulasnya dengan dalam," kata dia.
Dia juga menganggap dengan cuitan Mahfud juga mengesankan para pejabat tak empati kepada masyarakat di tengah Covid yang makin mengganas. Ray juga menyindir menteri yang memberikan penghargaan terhadap sinetron tersebut.
Melihat aksi Mahfud MD, Ray pun menganggap para pembantu Jokowi di lingkaran pemerintah tidak bisa berkoordinasi di masa genting ini.
![Ray Rangkuti [suara.com/Ummi Hadyah Saleh]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2017/08/14/83903-ray-rangkuti.jpg)
"Sibuk dengan aktivitas dan agenda masing-masing. Tak jarang malah saling membelakangi," jelasnya.
Lebih lanjut, Presiden Joko Widodo didesak untuk bisa lebih jeli lagi dalam mengerahkan semua kekuatan menterinya selama pandemi. Mendorong semua pembantunya menjadi garda terdepan menghadapi pandemi ini.
Baca Juga: Beri Kritikan Terkeras Kepada Presiden Jokowi, Denny Siregar: Kasihan Orang-orang Kecil
"Ini waktu yang tepat bagi presiden untuk mencari figur koordinator PPKM Darurat. Figur yang empatik, yang dapat menarik solidaritas masyarakat dan internal kabinet, yang dapat menggerakkan masyarakat untuk bertindak suka rela dalam menghadapi pandemi ini. Bukan figur yang meledak-ledak."