Dilanda Kerusuhan dan Penjarahan, Afsel Kerahkan 25.000 Tentara Amankan Daerah Rusuh

Bangun Santoso Suara.Com
Jum'at, 16 Juli 2021 | 11:36 WIB
Dilanda Kerusuhan dan Penjarahan, Afsel Kerahkan 25.000 Tentara Amankan Daerah Rusuh
Polisi menembakkan gas air mata saat kerusuhan terjadi di Afrika Selatan, Rabu (14/7/2021). (Foto: AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tragedi mengerikan baru saja melanda Afrika Selatan. Ribuan orang mengelar protes hingga berakhir dengan kerusuhan dan penjarahan.

Mirisnya, akibat peristiwa itu, puluhan orang dilaporkan meninggal dunia. Baik diduga karena terkena tembakan atau terinjak-injak.

Untuk mengamankan sejumlah wilayah yang didera kerusuhan, Pemerintah Afrika Selatan mengirim 25.000 tentara ke daerah-daerah yang disebutnya "titik rawan" sementara mencoba menghentikan kekerasan agar tidak menyebar ke seluruh pelosok negeri.

Menyadur laman VOA Indonesia, Jumat (16/7/2021), protes terhadap pemenjaraan mantan Presiden Jacob Zuma karena menghina pengadilan berkembang menjadi kerusuhan sipil akhir pekan lalu.

Baca Juga: Demo Berujung Kerusuhan di Afrika Selatan, Bocah 2 Tahun Dilempar dari Lantai 16

Massa menjarah dan menghancurkan bagian kota, membakar dan menghancurkan pabrik dan gudang. Puluhan orang tewas dan ratusan lainnya mengalami luka-luka.

Ketika para tentara menuju daerah-daerah yang terancam massa, demikian juga warga yang berupaya menegakkan hukum sendiri.

Dalam video yang dikirim ke VOA oleh seorang perwira senior militer, warga sipil terlihat melepaskan tembakan dengan pistol, dan senapan laras panjang ke arah kerumunan yang mencoba memasuki pinggiran kota di kota pelabuhan Durban. Massa tersebut bersenjatakan batu bata, tongkat dan parang.

Analis keamanan mengatakan kepada VOA bahwa warga mengambil tindakan sendiri di tengah terkikisnya kepercayaan pada kemampuan polisi untuk melindungi mereka.

Seorang demonstran tergelat diduga terkena peluru aparat kepolisian saat aksi unjuk rasa berujung kerusuhan di Johannersburg, Afrika Selatan, Rabu (14/7/2021). (Foto: AFP)
Seorang demonstran tergelat diduga terkena peluru aparat kepolisian saat aksi unjuk rasa berujung kerusuhan di Johannersburg, Afrika Selatan, Rabu (14/7/2021). (Foto: AFP)

Kekerasan di KwaZulu-Natal, provinsi asal Zuma, mendorong Raja Zulu Misuzulu kaZwelithini menyampaikan permohonan kepada rakyatnya.

Baca Juga: Kerusuhan di Afrika Selatan Meluas, Korban Tewas Lebih dari 70 Orang

“Ini sangat mempermalukan kita semua. Saya tidak pernah membayangkan menyaksikan warga kita sendiri terlibat dalam membakar negara. Rakyat melakukan bunuh diri,” kata Raja.

Kekerasan itu dimulai setelah Zuma pekan lalu menyerahkan diri kepada otoritas penjara untuk mulai menjalani hukuman karena menolak bersaksi dalam penyelidikan dugaan korupsi selama bertahun-tahun menjabat. Penyelidikan itu telah memecah Kongres Nasional Afrika, yang telah memimpin negara itu sejak apartheid berakhir 27 tahun lalu.

Pendukung Zuma turun ke jalan, tetapi demonstrasi dengan cepat berubah menjadi penjarahan, sementara negara itu berjuang dengan 30% pengangguran, pemadaman listrik terus-menerus, dan pandemi virus corona.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI