Viral Seruan Stop Berita Covid, LaporCovid-19: Ajakan Mematikan!

Kamis, 15 Juli 2021 | 11:25 WIB
Viral Seruan Stop Berita Covid, LaporCovid-19: Ajakan Mematikan!
Tangkapan layar kampanye stop upload berita Covid. [Twitter/@zenrs]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penyebaran Covid-19 sedang mengganas, namun muncul ajakan untuk menyetop pemberitaan tentang Covid-19 dan viral di media sosial. Mirisnya, ajakan untuk tidak menyebar informasi tentang kasus Covid-19 bagi masyarakat itu menempelkan logo pemerintah daerah.

Menanggapi hal itu Relawan LaporCovid-19, Amanda Tan mengatakan, bahwa adanya seruan tersebut merupakan bentuk toxic positivity atau bentuk penghindaran dari emosi-emosi negatif. Namun, hal itu tak baik untuk mental.

"Intinya itu bentuk toxic positivity," kata Amanda saat dikonfirmasi Suara.com, Kamis (15/7/2021).

Amanda menegaskan, untuk saat ini komunikasi yang baik harus dilakukan oleh pemerintah termasuk secara transparan dan terbuka. Menurutnya informasi yang apa adanya harus disampaikan.

Baca Juga: Usai Terima Maaf Bupati Gresik, Suami Susul Istri yang Meninggal Saat Hamil ke Alam Baka

"Mengabarkan kondisi pandemi yang sebenarnya angka kematian juga tidak boleh ditutup-tutupi. Dengan komunikasi risiko yang baik dari pemerintah, maka terbentuk persepsi risiko masyarakat yang baik," tuturnya.

Hebon Seruan Stop Berita Covid di media sosial Twitter. (Tangkapan layar/Twitter)
Hebon Seruan Stop Berita Covid di media sosial Twitter. (Tangkapan layar/Twitter)

Sementara Relawan LaporCovid-19 lainnya yakni Firdaus Febriansyah, mengatakan, informasi yang transparan terkait Covid diperlukan untuk edukasi bukan untuk menakut-nakuti.

"Ini kan baik ya untuk edukasi pandemi, supaya teredukasi dan bukan untuk menakuti. Kenapa harus takut memberikan data yang real di lapangan? Kekhawatiran ini sepertinya berlebihan. Ajakan yang tersebar seperti itu justru ajakan yang mematikan," tuturnya.

Menurutnya, membiarkan toxic positivity sama saja membiarkan seseorang terdiam dalam bencana besar. Padahal, kata dia, seseorang itu masih bisa diselamatkan dengan adanya informasi.

"Kalau saya boleh mengutip Sejarawan bencana, Scott Gabriel Knowles dalam bukunya “The Disaster Experts” menunjukkan bahwa kepanikan masal-yang berulang kali kita lihat di film film ber-genre action, thriller,war jarang terjadi di masyarakat," ujarnya.

Baca Juga: Wacana PPKM Darurat Jawa-Bali Diperpanjang 6 Pekan, Luhut Mau Lapor Jokowi Sore atau Besok

Salah satu warganet di Purbalingga, Jawa Tengah yang memulai mengkampanyekan suatu gerakan untuk tidak membaca berita-berita seputar Covid-19. [Facebook Beritaa Purbalinggaa]
Salah satu warganet di Purbalingga, Jawa Tengah yang memulai mengkampanyekan suatu gerakan untuk tidak membaca berita-berita seputar Covid-19. [Facebook Beritaa Purbalinggaa]

"Justru sebaliknya, keadaan krisis membuat masyarakat saling gotong royong membuat gerakan kolektif untuk membantu sesamanya. Ini terlihat pada gerakan warga untuk membantu warga lainnya," sambungnya.

Viral 

Seperti dilihat Suara.com hari ini, selebaran ajakan stop upload berita Covid tersebar di Twitter. Seperti salah satunya diunggah oleh akun @kopiganja.

Tampak ada empat buat selebaran yang unggah aku tersebut. Dari empat buat selebaran ajakan tersebut memiliki pesan yang sama yakni dengan dalih untuk berhenti membuat kepanikan.

"Warga Kab. Lamongan Kompak Untuk Tidak Upload Berita Tentang Covid. Biar Masyarakat Tentram Tenang," tulis pesan dalam salah satu selebaran seperti dilihat Suara.com.

Tak hanya berupa tulisan, selebaran juga dilengkapi dengan logo-logo pemerintahan daerah serta ikon-ikon daerah tersebut. Belum diketahui, selebaran ajakan ini merupakan resmi dari Pemda atau tidak.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI