Suara.com - Sebuah kisah mengharukan beredar di di media sosial tentang seorang dokter sekaligus profesor ahli paru di salah satu rumah sakit. Disebutkan, Prof dr Taufik SpP(K) rela memberikan ventilator demi pasiennya yang lebih membutuhkan.
Kisah tersebut dibagikan oleh akun Twitter @dokterpodcast, Minggu (11/7/2021), yang dikutip dari tulisan panjang besutan Mardisyaf Ramli. Oleh Mardisyaf Ramli, kisah tersebut juga diunggah melalui jejaring sosial Facebook
Dituliskan dalam kisah tersebut, Taufik terpapar covid-19. Dia pun dirawat di rumah sakit oleh anaknya. Namun, takdir berkata lain. Taufik mengembuskan nafas terakhir dengan memberikan pesan mengharukan.
Dalam unggahan tersebut, dituliskan Taufik sempat dirawat oleh anaknya yang juga merupakan ahli paru. Beberapa hari perawatan, profesor tersebut mengalami sesak nafas dan membutuhkan pemasangan ventilator.
Baca Juga: Geger Vaksinasi COVID-19 Palsu di Karawang, Ini Kata Bupati Cellica Nurrachadiana
Sebelum dilakukan pemasangan ventilator, Taufik menilai kondisinya sendiri melalui CT scan dan laboratorium lain. Profesor itu pun kemudian menolak untuk pemasangan ventilator.
Dirinya beranggapan bahwa ventilator tersebut sangat dibutuhkan bagi pasien yang berpotensi sembuh.
"Dari ilmunya sang profesor berkesimpulan, ventilator ini sebaiknya diberikan saja pada orang yang hanya berpotensi untuk sembuh," tulis akun tersebut.
Pesan Terakhir
Sebelum mengembuskan nafas terakhir, Taufik diceritakan sempat meminta agar ventilator tersebut tidak dipasangkan untuknya. Dia meminta agar ventilator itu diberikan kepada pasien yang muda. Alasannya, kata dia, pasien itu lebih membutuhkan.
Baca Juga: Jenazah Istri Gubernur Sultra Dimakamkan dengan Protokol Covid-19
"Berikan ventilator ini pada pasien yang muda saja, mereka lebih perlu diselamatkan daripada saya," ungkapnya.
Padahal ventilator tersebut sudah dipersiapkan untuknya. Namun hanya dalam hitungan jam, Taufik menghembuskan nafas terakhirnya.
Komentar Warganet
Kisah tersebut membuat warganet merasa ikut terharu dengan apa yang dilakukan profesor tersebut.
"Nangis bacanya," balas warganet.
"Terlalu banyak orang orang pintar dan baik hati gugur dalam pandemi ini. Sad," ujar warganet.
"Ya Tuhan, terima kasih masih menghadirkan orang baik di negeri ini. Selamat beristirahat dalam pengabdian abadi, Prof. Husnul Khatimah, amin," komentar warganet.
"Sumpah, aku merinding bacanya, semoga almarhum Husnul khatimah. Aamiin," kata warganet lain.
Bahkan, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti sempat mengomentari kisah tersebut melalui akun Twitter miliknya.
"Keluhuran jiwa .. selamat jalan Prof .. semoga Tuhan memberi tempat terbaik disisiNya," cuit Susi Pudjiastuti.
Cerita tentang dr Taufik viral
Kisah tentang Prof dr Taufik berawal dari status Facebook yang diunggah oleh Mardisyaf Ramli. Dalam tulisan berjudul 'Ujian Akhir Seorang Profesor', Mardisyaf menyebut Prof dr Taufik merupakan gurunya di tahun 1979.
"Siapakah sang Profesor tersebut? Yang pasti, dia adalah salah seorang guru saya tahun 1979," tulis Mardisyaf Ramli. Di pengujung tulisan, dia menutup dengan tulisan Bekasi 9 Juli 2021.