Suara.com - Keberadaan Vaksin Gotong Royong individu berbayar lewat revisi Permenkes, diakui Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin membuat dirinya pusing.
Terlebih kehadiran vaksin berbayar yang kini ditunda itu menuai polemik hingga ramai dibincangkan masyarakat.
Pengakuan itu disampaikan Budi saat rapat dengan Komisi IX DPR. Secara spesifik, pernyataan dirinya pusing atas polemik vaksin gitorng royong individu, disampaikan saat menjawab pertanyaan Wakil Ketua Komisi IX Nihayatul Wafiroh.
Nihayatul bertanya mengenai daya ungkit Vaksin Gotong Royong individu.
"Vaksin gotong royong individu. Saya jadi lucu, pak namanya Vaksin Gotong Royong, individu gitu. Nah itu, kalau dilakukan kira-kira daya ungkitnya cuma berapa, pak? Apakah signifikan atau tidak? Ini kalau nggak signifikan ramainya sudah luar biasa, tapi ininya nggak jelas," katanya pada Selasa (13/7/2021).
"Ramainya, saya yang pusing juga bu," kata Budi menjawab Nihayatul.
Budi melanjutkan, secara pribadi, sebenarnya lebih memilih melakukan pekerjaan melobi sejumlah negara untuk mendatangkan oksigen maupun obat-obatan yang memang susah untuk dibeli.
"Saya juga tadi bilang ke teman-teman kalau saya bisa meluangkan waktu saya nih melobi Amerika, China untuk mendatangkan mesin oksigen yang sangat dibutuhkan atau melobi Swiss untuk datangin obat Actemra yang memang mau beli itu susah sekali," ujarnya.
"Saya sebenarnya lebih suka ke sana, lebih suka ke sana. Tapi kan ini sudah tanggung jawab saya, mesti jalankan, saya hadapi," sambungnya.
Baca Juga: Moeldoko: Vaksin Gotong Royong Merupakan Inisiatif dan Partisipasi Masyarakat
Sebelumnya, Budi menjelaskan terkait adanya inisiasi vaksin gotong royong yang diperuntukkan untuk perusahaan.