Menkes Sebut Banyak Orang Berada Beli Obat dan Oksigen untuk Stok, Bukan karena Kebutuhan

Selasa, 13 Juli 2021 | 17:25 WIB
Menkes Sebut Banyak Orang Berada Beli Obat dan Oksigen untuk Stok, Bukan karena Kebutuhan
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat ditemui di DPR RI. (Suara.com/Novian)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut tidak hanya obat-obatan yang dibeli dalam jumlah banyak untuk stok atau cadangan. Ada pembelian dengan tujuan serupa terhadap oksigen.

Budi berujar pembelian oksigen untuk stok bukan karena kebutuhan pemakaian dilakukan oleh masyarakat kalangan menengah ke atas atau bahasa lainnya mereka yang disebut sebagai orang berada.

"Obat-obatan ini bapak ibu ini sama seperti oksigen. Jadi oksigen itu banyak juga orang-orang yang cukup berada menengah ke atas itu beli untuk distok sebagai cadangan," kata Budi dalam rapat dengan Komisi IX DPR, Selasa (13/7/2021).

Budi mengakui dirinya tidak bisa melarang atas perilaku masyarakat kalangan berada yang membeli oksigen untuk keperluan pasikan di rumah. Ia berujar hanya bisa memberikan imbauan agar pembelian disesuaikan saat ada kebutuhan, di mana harus melalui saran atau resep dari dokter.

Baca Juga: Cara Dapat Oksigen Gratis di Kota Tangerang, Daftar di Situs Ini

Pasalnya, kata Budi, dengan pembelian yang disesuaikan dengan kebutuhan hal itu memberikan peluang untuk menyelematkan pasien Covid-19 yang memang benar-benar membutuhkan obat atau oksigen. Mengingat pembelian berlebih untuk stok itu dilakukan saat suplai oksigen maupun obat mengalami keterbatasan.

"Karena kita bukannya tidak terbatas sekarang, yang ada di kita itu terbatas. Jadi saya enggak bisa menyalahkan sekali lagi kalau orang-orang terutama yang berada ingin aman dia ambil itu oksigen dan obatnya. Tapi mungkin kalau boleh saya mengimbau sebagai menteri kesehatan biarkan obat-obatan dan oksigen ini berjalan sesuai jalurnya," kata Budi.

Budi berujar bahwa alur distribusi obat sudah diatur oleh BPOM melalui apotek dan rumah sakit. Sehingga pembeliannya memang harus disesuaikan dengan kebutuhan untuk orang yang menderita sakit.

"Kenapa? Karena dia (obat dan oksigen) diberikan untuk orang yang sakit, dia diberikan untuk orang yang sakit. Kalau mekanisme ini berjalan mudah-mudahan siapapun yang sakit termasuk keluarga kita nanti bisa mendapatkan obatnya," ujar Budi.

Penjual obat dan perlengkapan medis di Pasar Pramuka. (Suara.com/Yaumal)
Penjual obat dan perlengkapan medis di Pasar Pramuka. (Suara.com/Yaumal)

"Karena saya takut nanti banyak obat-obat itu yang nyangkut sebagai stok di rumah tangga atau perkantoran yang sebenarnya bisa dipakai untuk teman-teman yang lain, untuk teman-teman yang lain," pungkasnya.

Baca Juga: Waspada! Menkes Sebut Covid-19 Varian Delta Sudah ke Luar Pulau Jawa, Salah Satunya Kaltim

Jangan Stok Obat

Menkes Budi Gunadi Sadikin mengimbau perusahaan-perusahaan agar tidak usah membeli obat pemulihan Covid-19 dalam jumlah besar, apalagi obat tersebut diperuntukan untuk stok atau cadangan berjaga-jaga jika karyawan terpapar.

Menurut Budi ulah perusahaan membeli obat dalam jumlah besar itu berimbas kepada hilangnya kans atau kesempatan masyarakat mendapatkan obat-obatan padahal mereka dalam kondisi paling membutuhkan. Pasalnya obat di pasaran keburu habis diborong perusahaan hanya sebagai pasokan.

"Tolong bantu diimbau ke semua perusahaan besar tidak usah membeli. Karena kalau dia membeli, 10.000 dia beli, itu ada 10.000 orang yang kehilangan chance-nya yang benar-benar membutuhkan. Jadi biarkan mekanis secara medis berlaku," kata Budi dalam rapat dengan Komisi IX DPR, Selasa (13/7/2021).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI