Menkes Budi Sebut BOR Pasien Covid-19 Terus Melonjak Pasca Libur Lebaran

Selasa, 13 Juli 2021 | 12:27 WIB
Menkes Budi Sebut BOR Pasien Covid-19 Terus Melonjak Pasca Libur Lebaran
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin / [Sekretariat Presiden]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan tingkat keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) untuk pasien Covid-19 mengalami peningkatan signifikan. Kenaikkan itu terjadi dalam kurun waktu 6-7 minggu terhitung dari pasca Lebaran Idul Fitri tahun ini.

Ia menjelaskan sebagai informasi total seluruh tempat tidur yang ada di Indonesia ada sekitar 400 ribu. Dari jumlah tersebut Menkes mengeluarkan instruksi di awal tahun bahwa 30% harus dialokasikan sebagai tempat tidur isolasi untuk pasien Covid-19. Dengan begitu jumlah tempat tidur pasien Covid-19 secara keseluruhan di Indonesia ada 120 ribu.

"Dari kondisi 120 ribu dari sebelum Lebaran bapak ibu lihat yang diisi cuma 23 ribu, kita masih punya room cukup banyak. Tapi dalam 6-7 minggu terakhir 23 ribu sekarang sudah naik ke 90 ribu. Kita sudah ada 90 ribu tempat tidur yang terpakai rekan-rekan kita, saudara-saudara kita yang terpapar," kata Budi dalam rapat di Komisi IX DPR, Selasa (13/7/2021).

Secara gradual kata Budi jumlah tempat tidur untuk pasien Covid-19 terus dilakukan peningkatan hingga sekarang total ada 120 ribu tempat tidur. Namun menurut Budi angka itu sulit untuk dinaikkan kembali menjadi di atas 120 ribu tempat tidur.

Baca Juga: Curhat ke Jokowi, Pasien Covid-19 Ngamuk Minta Pulang Alasannya Bikin Mewek

"Sebelum Lebaran ada di kisaran 75 ribu, sekarang sudah dinaikkan ke 107 ribu dan kita masih punya room sampai 120 ribu. Tetapi, di atas 120 ribu posisi kita akan sulit karena itu sudah 30 persen dari kapasitas rumah sakit di seluruh Indonesia," kata Budi.

Mobilitas Masyarakat Perlu Direm

Menteri Budi Gunadi Sadikin meminta penanganan pandemi Covid-19 difokuskan di sisi hulu, yakni pendisiplinan masyarakat. Pasaknya tanpa penanganan hulu yang benar, sampai kapanpun penambahan kapasitas tumah sakit tidak akan pernah cukup.

Ia menyampaikan rumah sakit adalah bagian terakhir atau bagian akibat atau bagian yang ada di hilir dari proses penanganan pandemi. Sementara bagian hulunya ialah ada di masyarakat, di mana kegiatan masyarkat tentunya berdampak terhadap sisi hilir.

"Selama kegiatan di hulunya tidak dibatasi, mobilitasnya tidak direm, pergerakannya tidak dikurangi, seberapapun kita tambah kapasitas rumah sakitnya, dokternya, obatnya, oksigennya, tidak akan pernah cukup kalau memang penyebaran varian barunya ini tidak ditangani di hulu," kata Budi dalam rapat dengan Komisi IX DPR, Selasa.

Baca Juga: Persediaan Oksigen untuk Pasien Covid-19 di RSKD Balikpapan Sering Menipis

Karena itu, bagi Menkes terpenting saat ini ialah bagaimana penanganan di sisi hulunya, penanganan di sisi sebabnya.

Berkaitan dengan itu Menkes Budi memberikan contoh sebagai ilustrasi. Ia berbicara mengenai rumah sakit yang ditugaskan untuk menangani kecelakaan kendaraan. Rumah sakit itu disebut Budi tidak akan pernah cukup kapasitasnya selama tidak pernah ada upaya mendisiplinkan masyarakat bagaimana menjalani atau mengendarai kendaraan dengan baik.

Menurut Budi ilustrasi tersebut juga berlaku terkait rumah sakit sebagai tempat penanganan pasien Covid-19. Karena itu ia meminta masyarakat lebih disiplin terhadap protokol kesehatan, sekaligus mengajak untuk tidak berpergian terlebih dahulu.

"Masalah kekurangan yang ada di rumah sakit ini, ini sebenarnya masalahnya ada di hulu. Jadi ini kembali ke kita bersama benar-benar kita harus bisa secara disiplin mengurangi pergerakan secara disiplin. Kemudian jangan ke mana-mana dulu di masa varian delta ini menyebar," kata Budi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI