15 Contoh Anekdot Pendidikan, Sindiran dan Lucu

Iwan Supriyatna Suara.Com
Selasa, 13 Juli 2021 | 07:47 WIB
15 Contoh Anekdot Pendidikan, Sindiran dan Lucu
Ilustrasi mempelajari anekdot.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Mulailah berpendapat dengan menggunakan anekdot. Supaya bisa menanggapi setiap kejadian di lingkungan sekitar dengan cara yang berbeda.

Sebelum mengetahui contoh anekdot pendidikan, sindiran dan lucu, maka ketahui terlebih dahulu definisi, karakteristik dan struktur anekdot.

“Anekdot merupakan cerita singkat yang lucu. Menggambarkan kejadian sebenarnya, dapat berupa kelakar dan sindiran terhadap kejadian yang pernah terjadi. Anekdot bertujuan mengungkapkan sebuah karakter dan mencapai inti permasalahan yang terjadi”

Karakteristik Anekdot

Baca Juga: Profil KH Lutfi Fathullah, Ulama dan Pakar Hadits Meninggal Dunia

  1. Sifat humor anekdot bertujuan untuk menghibur dan menyampaikan pendapat.
  2. Anekdot berisi kisah lucu, humoris dan terkadang menyindir individu atau kelompok.
  3. Kisah lucu anekdot tidak membuang kebenaran yang terjadi.

Struktur Anekdot

  1. Abstraksi atau pembuka cerita berupa gambaran suasana cerita.
  2. Orientasi atau pengenalan kisah yang terjadi.
  3. Event atau rangkaian cerita yang terjadi baik berupa narasi maupun melalui percakapan antar tokoh.
  4. Krisis atau masalah para tokoh cerita.
  5. Reaksi atau penyelesaian masalah para tokoh cerita.
  6. Koda atau perubahan beberapa tokoh cerita.
  7. Re-orientasi atau respon tokoh cerita terhadap koda.

Contoh Anekdot Pendidikan

Akibat Pelajaran Pak Ustad

Adzan zuhur berkumandang, Yudi dan Eko belum berangkat karena menunggu Azril.

Yudi bertanya. “Menurutmu Azril bakal datang tidak?”

Baca Juga: 5 Artis Raih Gelar Doktor, Bukti Pendidikan Bisa Beriringan dengan Karier

“Dia pasti datang, sebab mengajak kita jamaah zuhur ke masjid.” Jawab Eko.

Setelah 10 menit mereka melihat Azril datang dengan cara berjalan yang aneh. Yudi bertanya,”Kamu kemana saja dan kenapa jalanmu aneh?”

Azril menjawab, “Aku mau berjamaah. Kan kata Pak ustad setiap langkah kaki ke masjid menjadi pahala. Jadi aku berjalan sedikit-sedikit biar pahalaku banyak, begitu!”

“Terserah kamu, kita berdua mau pulang lagi ke rumah.” Yudi dan Eko pergi meninggalkan Azril.

Perbincangan Hasil Ulangan

Andi sudah pulang dari sekolah siang hari itu dengan wajah lesu. Kemudian Ibu bertanya tentang ulangannya.

“Bagaimana ulangannya, Andi?” tanya Ibu.

“Andi dapat 10 soal tapi 1 soal yang jawabannya betul, Bu.” Jawab Andi.

“Gak apa-apa yang penting Andi sudah isi semua soalnya.” Ibu menghibur Andi.

“Maksudnya, Andi cuma kerjakan satu soal dan yang sembilan lagi enggak.” Tutur Andi takut dan wajah Ibu jadi memerah.

Jawaban Benar

Anto dipanggil Bu guru ketika sedang istirahat.

“Anto, Ibu tidak melihat jawaban kamu di essay. Hanya ada tulisan benar.” Kata Ibu guru sambil menunjukkan kertas ulangan Anto.

“Oh, kan perintahnya begitu, Bu. Disana bilangnya harus mengisi setiap jawaban dengan Benar. Jadi, saya tulis jawaban benar di essay. Anto pintar kan, Bu?”

Berbagi Buku

Pagi ini Ibu guru memberikan 1 buku untuk dua orang.

“Anak-anak, sekarang kalian berbagi buku. Jadi teman sebangkunya bisa nulis juga.” Jelas Bu guru.

“Bu, Guru saya sudah bagi bukunya!” Seru Jamal dan memperlihatkan buku paket disobek jadi dua. “Buat saya satu dan buat Intan Satu.”

“Jamalll!!”

Tempat Sampah

“Anak-anak, kalo habis jajan dan tidak ada tempat sampah maka bisa masukkan sampahnya ke dalam tas, ya.” Jelas Ibu guru ketika pelajaran akan usai.

Esok harinya. “Silakan keluarkan buku bahasa Inggris kalian.” Ibu guru mendekati Iksan yang diam tak mengikuti perintahnya.

“Iksan, keluarkan bukunya sekarang!” Pinta Ibu guru.

“Saya tidak bawa buku, tas saya penuh sama sampah. Katanya sampah boleh disimpan di dalam tas dan saya habis jajan banyak, Bu guru.” Iksan menjelaskan dan Ibu guru garuk-garuk kepala.

5 Contoh Anekdot Sindiran

Jelang Ujian Nasional

Pak Andi sedang berada di dalam kelas hendak menyampaikan materi ujian nasional.

“Bapak berharap besok kalian bisa mengerjakan soal dengan teliti. Jangan menyontek karena itu perbuatan merugikan.”

Acep berkelakar, “Rasanya kita tidak merugikan sekolah sebesar kerugian akibat koruptor, Pak. Jadi Bapak tenang saja.” Kemudian semua murid tertawa dan bertepuk tangan.

Penjahat Berkualitas

Iman dan Aji menonton televisi di pos ronda. Mereka melihat kasus pencurian satu tandan pisang yang dipenjara 5 tahun.

“Para koruptor negeri ini cuma dipenjara 1 tahun dan masih bisa jalan-jalan.” Ucap Iman bingung.

“Pemerintah lebih mementingkan satu tandan pisang. Jadi hukumannya lebih lama dari koruptor.” Jawaban Aji membuat Iman mengangguk paham.

Gagal Modus

Siang hari yang terik, dua orang lelaki menikmati minuman dingin. Kemudian melihat seorang perempuan cantik.

Seorang lelaki itu ingin berkelakar dan membuang tempat bekas minumnya sembarangan. “Aku mending jadi menteri lingkungan hidup. Biar bisa menjaga lingkungan sekitar.”

Si perempuan berhenti dan memungut sampah minuman tersebut sambil berkata,”Mana bisa orang seperti kamu jadi menteri. Buang sampah juga masih sembarangan begini, dasar!”

Segitiga Bermuda

Andri dan Fajar sedang istirahat dan membahas soal segitiga bermuda.

“Jar, kapal yang masuk ke segitiga bermuda tidak bisa kembali lagi. Kamu mau pergi ke sana?” tanya Andri.

“Aku mau kesana. Biar bisa buang sampah terus buang para koruptor juga.” Jawab Fajar tertawa puas.

Aplikasi Pendeteksi

Suasana pagi di kelas TKJ.

“Hey, Ijam nanti mau buat aplikasi apa buat Indonesia?” Tanya Hendi.

“Mau buat aplikasi anti korupsi. Biar Indonesia sejahtera dan aku sebagai pendiri jadi kaya raya, bagus kan?” tanya Aji sambil mengangkat alisnya berulangkali.

Contoh Anekdot Lucu

Tebakan Cinta

Jimi dan kawan-kawan berkumpul di warung Bi Ima sebelum bel berbunyi.

“Coba tebak, buang sampah itu harus kemana?” tanya Jimi.

“Ke tempat sampah. Anak kecil juga tau jawabannya, Jimi.” Jawab Ardi kesal.

“Tapi kalo aku buang mantan, mesti kemana?” tanyanya lagi.

“Nah, kalo itu mending buang ke kelas biar kita bisa dekat sama dia lagi.” Jawab Ardi berkelakar dan tertawa.

Bakso Gila

Suasana siang hari di warung bakso Gila yang sedang viral. Datanglah seorang pengunjung baru.

“Mas, saya pesan baksonya 1 porsi, ya.” Pinta pelanggan.

“Baik, Pak. Bapak mau yang gila beneran atau gila biasa?” tanya si penjual.

“Saya kesini mau makan bakso bukan mau gila beneran, Mas!” Bentak si pelanggan.

Si pelanggan pergi dan penjual berkata, “Dasar, dia memang betul-betul gila.”

Perabot Dapur

Pada suatu hari di jalan sempit bertemulah penjual perabot dapur dengan anak kecil.

“Mau kemana, Dek?” Tanya penjual.

“Mau jajan, Pak.” Jawab si anak.

“Kalo begitu, jajannya sama bapak aja, bagaimana?” Bujuk penjual.

“Mana bisa, Pak. Saya mau beli pesanan Bapak dan imbalannya jajan es teh. Itu, Bapak saya.”Jelas si anak menunjuk bapaknya yang sedang berdiri.

“Begitu, ya. Adek jajan sekarang, ya!” Pinta si penjual dan berlari ketakutan.

Beli Roti

Penjual roti menjajakan dagangannya saat pagi hari.

“Pak, beli rotinya!” teriak anak SD lengkap dengan seragamnya.

“Mau yang mana, coklat atau rasa keju?” tanya si penjual.

Anak kecil itu berdiri termenung cukup lama. “Saya batal beli. Bapak menipu saya, katanya jual roti tapi jual coklat.”

Bersembunyi di Balik Kentut

Suasana bermain jadi kacau akibat di antara mereka ada yang kentut.

“Kamu ya, Hamid yang kentut!” Ujar kawan-kawannya dengan yakin.

“Sembarangan kamu, memangnya kamu lihat saya kentut?” Hamid masih mengelak.

“Tidak.” Jawab mereka bersamaan.

“Ya, sudah saya selamat dan kita main lagi.” Ajak Hamid.

“Hamid!!!!” Teriak mereka bersamaan.

15 contoh anekdot pendidikan, sindiran dan lucu ini bisa menjadi inspirasi untuk membuat teks anekdot lainnya. Membuat anekdot memang memerlukan kreativitas dan inspirasi dari hal-hal yang tidak terduga.

Anekdot yang baik mampu menyampaikan setiap pendapat dengan santai namun tetap menghibur. Ciptakan anekdot unik dan sampaikan dengan gestur yang tepat. Selamat mencoba!

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI