Nakes dan Ulama Berguguran, Wapres Ma'ruf Ajak Tokoh Agama Ikut Tanggulangi Pandemi

Senin, 12 Juli 2021 | 21:19 WIB
Nakes dan Ulama Berguguran, Wapres Ma'ruf Ajak Tokoh Agama Ikut Tanggulangi Pandemi
Wakil Presiden Maruf Amin (Dok. KIP-Setwapres)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin melangsungkan pertemuan virtual bersama para ulama dan tokoh agama Islam di Istana Wapres, Jakarta Pusat, Senin (12/07/2021). Dalam kesempatan tersebut, ia mengajak para ulama serta tokoh agama untuk sama-sama berjuang untuk menanggulangi pandemi Covid-19.

"Pertama atas nama pemerintah, kedua atas nama sahabat daripada para ulama, saya ingin mengajak sahabat-sahabat saya semua, untuk bersama-sama pemerintah menanggulangi bahaya Covid-19 yang demikian besar dan dahsyatnya," kata Ma'ruf.

Di depan sejumlah ulama dan tokoh agama Islam, Ma'ruf menyebut kalau bahaya Covid-19 kian mengancam. Itu dibuktikan dengan semakin banyaknya korban yang berjatuhan termasuk dari kalangan paramedis dan ulama.

Saat itu, ia memaparkan tenaga kesehatan yang meninggal karena Covid-19 per 6 Juli 2021 sudah lebih dari 1.000 orang. Jumlah tersebut terdiri dari 405 tenaga dokter, 399 orang perawat, 166 bidan, 43 dokter gigi, 32 ahli tenaga laboratorium, 9 apoteker dan 6 petugas rekam radiologi.

Baca Juga: Minggu Kedua PPKM Darurat, Penumpang Bus AKAP Menurun di 4 Terminal Jabodetabek

Kemudian, terdapat lebih dari 541 ulama meninggal dunia karena Covid-19 dengan rincian 451 laki-laki dan 90 perempuan.

Angka di atas menjadi wujud kehilangan besar bagi bangsa Indonesia. Terlebih mencetak dokter dan paramedis lainnya tidak mudah dan membutuhkan waktu yang lama.

"Untuk jadi dokter itu tidak mudah, bukan satu atau dua tahun, tapi sekarang banyak jadi korban. Ini juga kehilangan besar. Mencetak ulama itu tidak gampang, tidak mudah juga," ujarnya.

Di sisi lain, Ma'ruf juga menyesalkan kalau saat ini masih ada masyarakat yang abai terhadap protokol kesehatan sehingga menjadi salah satu pemicu naiknya kasus Covid-19.

"Dari laporan Satgas (Covid-19) bahwa di antara yang menyebabkan tingginya (kasus Covid-19), antara lain kurang patuhnya masyarakat melaksanakan protokol kesehatan, kurang patuhnya menggunakan masker, dan kurang patuhnya menaati jaga jarak," paparnya.

Baca Juga: TNI Turunkan 34.198 Personel Untuk Jaga PPKM Darurat Jawa-Bali

Di samping itu, lanjut Wapres, banyak juga masyarakat yang belum mau di-testing dan divaksin, serta sudah tahu dirinya positif Covid-19 tetapi enggan melakukan isolasi mandiri.

Oleh sebab itulah, Ma'ruf mengatakan bahwa tugas para ulama saat ini adalah melindungi masyarakat dengan cara mengimbau agar terus mematuhi aturan pemerintah. Termasuk dalam menyongsong Hari Raya Idul Adha 1442 H yang masuk dalam periode Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.

"Kita ajak masyarakat untuk mematuhi, mengikuti ajakan pemerintah, termasuk juga saya minta nanti sesuai dengan ketentuan, jangan melakukan kerumunan termasuk salah satunya yaitu melakukan shalat Idul Adha baik di masjid maupun di luar masjid, sampai keadaan nanti sudah memungkinkan lagi" ujarnya.

Terakhir, Ma'ruf mengajak para ulama untuk menjaga umat dari berita-berita bohong atau hoaks. Menurutnya, di era post truth sekarang ini banyak masyarakat yang tidak bisa membedakan antara informasi yang benar dan yang tidak benar.

"Termasuk informasi bahwasanya Covid-19 adalah konspirasi, padahal ini nyata. Oleh karena itu, saya menamakan era ini (sebagai) “istibah” yang artinya terserupakan, sehingga orang bisa keliru, bisa salah menerima kalau tidak teliti, tidak tabayyun," paparnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI