Kaum Terpinggir di Masa Covid-19: Susah Payah Anak-anak Tunanetra Meraba Pelajaran Daring

Senin, 12 Juli 2021 | 15:20 WIB
Kaum Terpinggir di Masa Covid-19: Susah Payah Anak-anak Tunanetra Meraba Pelajaran Daring
Ilustrasi--Penyadang tunanetra di Panti Sosial Bina Netra (PSBN) Cahaya Bathin. [Suara.com/Fakhri Fuadi]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Kemudian tak hanya itu, Aria juga mengungkapkan, kesulitan lainnya yang dialami anak-anak penyandang tuna netra, yakni bagaimana akses buku pelajaran terutama buku braille. Hal itu perlu biaya untuk meminjam buku ke perpustakaan untuk mengantarkan sampai ke rumah. 

Suasana di perpustakaan tunanetra milik Yayasan Mitra Netra di Jalan Gunung Balong II, Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Selasa (3/12). [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Suasana di perpustakaan tunanetra milik Yayasan Mitra Netra di Jalan Gunung Balong II, Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Selasa (3/12). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

"Nah itu semakin banyak buku yang digunakan kan semakin mahal biaya pengirimannya," ungkapnya. 

Solusi

Kendati begitu, Aria bersama teman-temannya di yayasan tak tinggal diam. Ia memberikan tutorial pelajaran untuk apara orang tua atau wali yang mendampingi si anak dalam belajar. Terutama para wali yang mendampingi anak penyandang tuna netra yang duduk di Sekolah Dasar. 

"Itu orang tuanya harus ada harus benar-benar mendampingi nanti misalnya tutor kita memperlihatkan ini alat peraganya ini cara menjelaskannya begini. Nah orang tua itu mempraktikkannya pada anak," kata dia. 

Menurutnya, pemberian tutorial atau pelatihan kepada pendamping juga sangat penting dilakukan. Dukungan juga masih diberikan ketika masa pengetatan lewat PPKM Darurat kembali diberlakukan akibat adanya gelombang covid. 

"Masih terus kita berikan baik yang langsung menyentuh pelajaran di sekolah maupun yang ektra-ekstra yang sifatnya untuk memberikan keterampilan tambahan supaya siswa-siswa lebih mudah mengikuti pelajaran di sekolah," tuturnya. 

Lebih lanjut, Aria berharap pemerintah terutama bisa memberikan perhatian lebih terhadap hal tersebut. Bagaimana mengakomodir ketersediaan buku pelajaran braille juga misalnya menjadi hal yang sangat diharapkan. 

Baca Juga: Menyangkal Keberadaan Covid-19, Siapa Sebenarnya dr Lois?

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI