Suara.com - Berbagai spekulasi liar terkait dengan pembunuhan Presiden Haiti, Jovenel Moise terus beredar, salah satunya kemungkinan ditembak oleh pasukan keamanannya sendiri.
Menyadur Guardian Miggu (11/07), Steven Benoit, politisi oposisi dan mantan senator mengatakan pada radio lokal Magik9 bahwa semua kemungkinan bisa saja terjadi, termasuk pengkhianatan.
"Presiden dibunuh oleh pengawalnya sendiri, bukan oleh orang Kolombia," jelasnya, bertentangan dengan spekulasi awal yang menyebut sang presiden ditembak oleh pasukan asing yang menyelinap masuk.
Laporan majalah Kolombia Semana yang mengutip sumber anonim menyebut mantan tentara Kolombia berangkat ke Haiti setelah disewa untuk melindungi Moise yang menerima ancaman pembunuhan.
Baca Juga: Disewa Empat Perusahaan, Teka-teki Siapa Para Pembunuh Presiden Haiti Mulai Terkuak
Lebih lanjut, surat kabar Kolombia El Tiempo melaporkan rekaman keamanan dari kompleks kepresidenan menunjukkan operator Kolombia tiba di sana antara pukul 2.30 dan 2.40 pagi pada hari Rabu.
"Itu berarti mereka tiba satu setengah jam setelah kejahatan terhadap presiden," kata sumber itu.
Sebelumnya pada hari Jumat pihak berwenang Kolombia menyebutkan 13 orang yang diduga tentara bayaran Kolombia yang telah ditangkap oleh pejabat keamanan Haiti terlibat.
Mereka termasuk Manuel Antonio Grosso Guarín, mantan anggota unit elit tentara Kolombia yang disebut kelompok pasukan khusus kontra-terorisme yang khusus menangani penyanderaan dan perlindungan VIP.
Grosso, 41, diduga tiba di Haiti dengan 10 mantan tentara pada 6 Juni setelah melakukan perjalanan melalui Punta Cana, Republik Dominika, yang berbagi pulau Hispaniola dengan Haiti.
Baca Juga: Polisi Tangkap 28 Orang Terduga Pelaku Pembunuhan Presiden Haiti, 2 Keturunan AS
Kelompok kedua mantan tentara tiba di Haiti sekitar sebulan sebelumnya melalui Panama.
Kepala polisi Haiti mengatakan 15 warga Kolombia telah ditangkap setelah pembunuhan presiden serta dua warga negara AS keturunan Haiti, yang disebut sebagai James Solages dan Joseph Vincent.
Tiga warga Kolombia tewas sementara delapan tersangka masih buron, kata Charles, mendesak warga untuk tidak main hakim sendiri.