Suara.com - Pendiri Partai Amanat Nasional (PAN), Abdillah Toha memberikan kritikan tajam kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Kritikan ini disampaikan setelah ia menilai kondisi Indonesia sekarang sedang tidak baik-baik saja.
Melalui akun Twitternya, Abdillah Toha mengingatkan Presiden Jokowi akan kualitas seorang pemimpin dalam menghadapi krisis. Ia menyebut Indonesia sedang menghadapi berbagai krisis besar.
Mulai dari pandemi virus corona, kemerosotan ekonomi, sampai gagalnya penegakan hukum. Situasi itu membuat rakyat kecil lagi-lagi menjadi korban yang paling menderita.
"Bapak presiden @jokowi yang saya hormati, tes seorang pemimpin adalah pada masa krisis. Kita sedang menghadapi multi krisis dan belum tampak tanda mereda," cuit Abdillah seperti dikutip oleh Suara.com, Jumat (8/7/2021).
Baca Juga: Kasus Covid-19 Per Hari Masih Tinggi, Ganjar: Gubernurnya Nggak Pintar Kok
"Pandemi makin mengganas, ekonomi merosot, penegakan hukum gagal, fiskal terancam bangkrut, rakyat kecil menderita," lanjutnya.
Abdillah menilai situasi itu diperparah dengan kinerja pemerintahan. Menurutnya, Presiden Jokowi saat ini dikelilingi oleh staf yang tidak kompeten.
Abdillah juga secara terang-terangan mengingatkan Jokowi yang dikelilingi oleh oligarki rakus, politisi korup yang sudah sibuk memulai kampanye Pilpres 2024, hingga ketidakadilan hukum. Ia juga mengungkap banyaknya buzzer yang menjerumuskan di sekeliling Jokowi.
"Sementara itu bapak dikelilingi oleh staf yang tidak kompeten, oligarki yang rakus, politisi korup dan sudah mulai kampanye Pilpres, KPK dan hukum yang gembos, komunikasi yang buruk, buzzer yang menjerumuskan, dll," beber Abdillah.
Karena itu, Abdillah mendesak Presiden Jokowi untuk mengambil sikap tegas sebagai seorang pemimpin. Situasi krisis di Indonesia dinilai bisa diatasi jika Jokowi berani membersihkan lingkungannya yang terlanjut sakit.
Baca Juga: Pantang Sok Kebal, Penyintas Covid-19 4 Kali Lebih Berisiko Terinfeksi Varian Delta
"Satu-satunya jalan harus ada keberanian bersikap tegas dan membersihkan lingkungan bapak yang sakit," desak Abdillah.
Lebih lanjut Abdillah juga mengatakan sikap tegas dan jelas Presiden Jokowi tentu akan dibalas dengan dukungan dari masyarakat. Ia meminta Jokowi mengingat dulu bisa menjadi presiden karena pilihan rakyat, bukan partai.
"Bila bapak bersikap tegas dan jelas, insyaAllah seluruh rakyat akan berada dibelakang bapak. Bapak tidak dipilih oleh partai tapi oleh rakyat," pesan Abdillah.
"Bapak bukan petugas partai. Sumber kekuasaan bapak dari rakyat. Bukan partai. Hanya dengan itu kita semua akan keluar selamat dari krisis ini," pungkasnya.
Cuitan kritikan Abdillah kepada Presiden Jokowi ini langsung di-retweet lebih dari 3.000 kali dan hampir mendapatkan 10 ribu tanda suka dari warganet. Ratusan komentar juga sudah membanjiri cuitan Abdillah itu.
Warganet menuliskan beragam pendapat mengenai cuitan Abdillah Toha. Berikut komentar-komentar warganet:
"Mengharapkan dia mundur sama dengan melukis di atas awan, hanya keajaiban yang mampu membuat nuraninya tersentuh karena rakyat sudah faham apa sebenarnya tujuan dia berkuasa," komen warganet.
"Mungkin salah satu cara apabila susah dinasehatin adalah ruqyah," celutuk warganet.
"Lanjut pak @jokowi. Saya mendukung bapak sampai akhir periode. Biarkan tukang nyinyir jadi ahlul nyinyir sepanjang hidupnya. Kerja kerja kerja...!!!!," tulis yang lain.
"Memang ada oknum-oknum menteri yang tidak kompeten dan tidak kapabel yang kinerjanya tidak jelas, juga oknum-oknum pejabat-pejabat yang bekerja di lembaga-lembaga pengawasan uang negara malah bermain dengan tugas dan wewenang nya. Dalam hal ini presiden harus tegas memecat mereka dan mengganti dengan sosok yang lebih mampu," saran warganet.
"Mulailah dari diri sendiri untuk membantu pemerintah jika saat ini pemerintah sudah mulai kewalahan, patuhi prokes dari diri sendiri dan orang sekitar, stop menyebar berita hoaks itu peran aktif minimal yang bisa kita lakukan," pesan yang lain.
"Kalau rezim yang sekarang dianggap tak mampu atasi masalah. Rezim yang menggantikan pun tidak otomatis bisa atasi masalah. Kalau kita mau mellihat dengan jujur, antara penguasa dan yang jadi oposisi (politisi), mereka tak luput dari kasus-kasus korupsi, hanya sibuk saling menyalahkan," komen warganet.