Suara.com - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia menyematkan julukan The King of Lip Service kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) belum lama ini. Dalam konteks tersebut, BEM UI tidak sepakat dengan pernyataan sang Presiden ihwal julukan-julukan lain seperti klemar-klemer, plonga-plongo, otoriter, bebek lumpuh, dan bapak bipang.
Ketua BEM UI, Leon Alfinda Putra menyatakan, julukan The King of Lip Service bentuk kritik terhadap Jokowi dalam konteks seorang Presiden. Sebab, apa yang dilakukan Jokowi melalui sejumlah kebijakannya tidak terealiasasi.
"Saya kurang sepakat dengan pendapat itu, ketika The King of Lip Service ini disamakan dengan serangan personal ke beliau (Jokowi) seperti itu klemar-klemer, plonga plongo dan lain sebagainya," kata Leon dalam diskusi daring bertajuk 'Demokrasi dan Gerakan Sosial 4.0 di Masa Pandemi', Jumat (9/7/2021).
Leon berpendapat, ada dua hal berbeda atas serangan persoal berupa julukan klemar klemer dan lain sebagainya dengan julukan The King of Lip Service. Dalam hal ini, tambah Leon, banyak sekali yang harus dikawal oleh BEM UI maupun aliansi lainnya untuk menyelesaikan persoalan yang ada.
Baca Juga: Telak! Fadli Zon Suruh Jokowi Menyerah Hadapi COVID-19: Kibarkan Bendera Putih
"Kita dengar pernyataan-pernyataan dari Pak Jokowi yang seperti menjadi angin segar untuk menyelesaikan permasalahan itu, tapi ternyata perkataan-perkataan tersebut tidak terealisasikan atau bertolak belakang dengan kondisi yang terjadi di realita," jelasnya.
Atas hal tersebut, maka julukan The King of Lip Service disematkan pada diri Presien Jokowi. Sebab, beber Leon, julukan itu bukan sekedar asal-asalan belaka.
"Makanya kami sebut pernyataan-pernyataan yang dikeluarkan oleh beliau hanya sekedar Lip Service saja," pungkas dia.
6 Julukan Lama Jokowi
Sebelumnya, Jokowi mengklaim sudah sering mendapat julukan yang cenderung negatif. Julukan itu seperti klemar-klemer, plonga-plongo, otoriter, bebek lumpuh, dan bapak bipang. Pernyataan itu disampaikan Jokowi kritikan Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) yang menjulukinya sebagai The King of Lip Service.
Baca Juga: Pesan Fadli Zon ke Jokowi: Kibarkan Bendera Putih dan Buka Tangan Minta Bantuan
Dengan santai dan melepas senyum, Jokowi merespons kritik yang menurutnya merupakan bentuk dari ekspresi berdemokrasi para mahasiswa itu.
"Saya kira ini bentuk ekspresi mahasiswa dan ini negara demokrasi," kata Jokowi seperti dikutip Suara.com dari tayangan YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (28/6/2021).
Jokowi menilai, BEM UI sedang belajar menyampaikan pendapat sehingga ia tak menanggapi secara berlebihan kritikan The King of Lip Service tersebut.
Selain itu, Jokowi juga berpesan agar pihak kampus UI selanjutnya tidak membatasi mahasiswa untuk menyampaikan kritik. Meskipun demikian, Jokowi mengisyaratkan agar para mahasiswa mengedepankan tata krama dan sopan santun dalam menyampaikan ekspresinya.
"Jadi kritik itu boleh-boleh saja dan universitas tidak perlu menghalangi mahasiwa untuk berekspresi. Tapi juga ingat kita ini memiliki budaya tata krama, memiliki budaya kesopansantunan," ujarnya.