Peredaran Napza Tinggi saat Pandemi, Penyuluh Sosial harus Responsif Edukasi Masyarakat

Jum'at, 09 Juli 2021 | 09:52 WIB
Peredaran Napza Tinggi saat Pandemi, Penyuluh Sosial harus Responsif Edukasi Masyarakat
Waspada Penyalagunaan Narkoba di Tengah Pandemi. (Dok: Kemensos)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepala Badan Pendidikan Penelitian dan Penyuluhan Sosial (BP3S) Kemensos, Prof. Syahabuddin menyatakan, penyuluh sosial memiliki peran penting dalam penanganan narkotika dan zat aditif lain (napza) di Indonesia.

“Penyuluh sosial merupakan ujung tombak dalam penyampaian informasi kepada masyarakat terkait bahaya napza. Penyuluh sosial bisa memberikan edukasi dan mendiseminasi informasi, memberikan layanan responsif maupun asistensi kepada masyarakat,” kata Syahabuddin, dalam sambutannya dalam Virtual One Day Training (VODT) bertema “Waspada Penyalahgunaan Narkoba di Tengah Pandemi Covid-19”.

Sejak merebaknya pandemi Covid-19 selama 1 tahun terakhir, ternyata tidak membuat peredaran napza di Indonesia mengalami penurunan.  Berdasarkan data dari Badan Narkotika Nasional (BNN), terdapat peningkatan yang signifikan terhadap jumlah narkoba yang diamankan oleh BNN.

Pada tahun 2021 dalam kurun waktu 3 bulan saja, BNN telah menyita 808,67 kilogram narkoba jenis sabu dan ganja sebanyak 3.462,75 kilogram. Kejadian memperihatinkan ini menjadi perhatian Kemensos yang kemudian menggelar VODT yang digelar Kemensos melalui Pusat Penyuluhan Sosial (Puspensos).

Baca Juga: 3 Bansos Tunai Kemensos yang Cair Juli 2021: PKH hingga BST

Training virtual yang diadakan selama 2 hari, mulai Kamis (8/7/2021) sampai Jumat (9/7/2021) menghadirkan 3 orang narasumber, yakni Brigjen Pol Drs. Iman Sumantri (Direktur Informasi dan Edukasi BNN) Vera Itabiliana (psikolog anak dan remaja LPT UI) dan Dr. Lula Kamal (dokter dan artis) sebagai narasumber pada hari ke-2.

Virtual One Day Training ini diikuti oleh 250 peserta, yang terdiri dari para Penyuluh Sosial, Penyuluh Sosial Masyarakat dan Pegawai Kemensos.

Dalam kesempatan sama, Syahabuddin juga menekankan bagaimana penyalahgunaan narkoba mampu merusak karakter sejati dari bangsa Indonesia.

“Napza adalah penyakit yang harus hilang dari Bumi Indonesia. Penyakit yang mematikan karakter orang Indonesia. Membunuh potensi-potensi pemuda kita untuk menjadi pemimpin ke depan,” kata Syahabuddin.

Baca Juga: Dapur Umum Kemensos di Surabaya Mulai Distribusikan 5.000 Paket Makanan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI