Tiga Alasan Mengapa China Lebih Cocok Jadi Juru Damai Israel-Palestina

Liberty Jemadu Suara.Com
Jum'at, 09 Juli 2021 | 06:15 WIB
Tiga Alasan Mengapa China Lebih Cocok Jadi Juru Damai Israel-Palestina
Polisi Israel dan warga Palestina bentrok di kompleks Masjid Al Aqsa, Yerusalem usai salat Jumat (21/5/2021), hanya beberapa jam setelah Israel dan Hamas mengumumkan gencatan senjata di Gaza. [AFP/Ahmad Gharabli]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Meski tidak dapat sepenuhnya menyelesaikan masalah-masalah yang menghalangi negosiasi damai, China dapat menawarkan pendekatan yang berbeda karena statusnya yang netral atas konflik tersebut.

Dengan sikap netral China dengan Palestina dan Israel serta hubungan mereka dengan kekuatan besar lainnya di Timur Tengah, seperti Hizbullah dan Hamas yang tidak memiliki kerja sama dengan negara-negara Barat karena dianggap sebagai teroris, Beijing tampaknya mampu memfasilitasi proses perdamaian.

Lebih lagi, minimnya agresi China di kawasan ini bisa dibilang alasan lain bagi Timur Tengah untuk optimis tentang dukungan Beijing untuk Palestina.

Berbeda dengan Amerika, Tiongkok tidak pernah melakukan intervensi militer di kawasan, dan berbeda dari Eropa. Tiongkok tidak pernah secara langsung menguasai wilayah di Asia Barat.

Beijing juga tidak memiliki catatan anti-Semitisme yang dapat menghalangi hubungannya dengan Israel. Minimnya sejarah agresi atau anti-Semitisme China di kawasan ini dapat membuka kesempatan bagi Cina untuk menjadi mediator dalam konflik Israel-Palestina.

Sisi lain yang membuat China menonjol adalah tidak adanya intervensi ideologis dalam kebijakan luar negerinya terkait konflik Israel-Palestina.

Di China jarang ada aktivis atau organisasi yang menggunakan kekuatan dan pengaruh mereka untuk menggagalkan upaya perdamaian. Kehadiran mereka menghalangi pembuat kebijakan untuk meminta pertanggungjawaban Israel atas tindakan yang melanggar hukum internasional dan menggagalkan upaya perdamaian, terutama melanjutkan pembangunan permukiman Israel di wilayah Palestina.

Meski dalam beberapa tahun terakhir, ada upaya yang dilakukan oleh kelompok tertentu yang membela kepentingan Israel di kalangan akademisi China untuk mempengaruhi opini publik di China namun inisiatif semacam itu tidak akan membuahkan hasil nyata dalam waktu dekat.

Sementara itu, China tidak harus berurusan dengan organisasi independen yang berusaha menghalangi tujuan kebijakan luar negerinya atau dengan kelompok yang mampu mempengaruhi opini publik dalam mengambil inisiatif perdamaian.

Baca Juga: Bijak Melihat Konflik Israel Palestina dari Berbagai Perspektif

Pengaruh ekonomi yang kuat

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI