Viral Warung Soto Ayam Disemprot Semburan Disinfektan, Publik: Gak Manusiawi

Kamis, 08 Juli 2021 | 18:47 WIB
Viral Warung Soto Ayam Disemprot Semburan Disinfektan, Publik: Gak Manusiawi
Viral Warung Soto Ayam Disemprot Semburan Disinfektan oleh Satpol PP. (Instagram/@undercover.id)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Video Satpol PP sedang melakukan penyemprotan disinfektan di jalanan menjadi viral. Bagaimana tidak, mereka menyemburkan disinfektan dengan volume air yang besar ke sebuah warung soto ayam.

Peristiwa ini menjadi viral setelah dibagikan oleh akun Instagram @undercover.id pada Kamis (8/7/2021. Hingga berita ini dibuat, video tersebut telah disaksikan lebih dari 7.800 kali.

"Nggak laku dong kalau kayak gini sotonya," tulis akun @undercover.id di caption Instagram seperti dikutip oleh Suara.com, Kamis (8/7/2021).

Dalam video itu, nampak sejumlah Satpol PP berdiri di atas mobil pemadam kebakaran yang berisi cairan disinfektan. Mereka kemudian mulai menyemprot jalanan dengan selang yang menyemburkan disinfektan.

Baca Juga: Ini Daftar 'Pengetatan' Aktivitas di Kota Surabaya Selama PPKM Darurat

Terlihat dari kejauhan masih ada kerumunan orang yang menyaksikan. Namun, Satpol PP itu terus menyemprotkan disinfektan. Aksi Satpol PP ini mulai menjadi perhatian saat mengarahkan semburan disinfektan ke warung soto ayam di pinggir jalan.

Awalnya, mereka menyemprotkan disinfektan ke arah warung soto itu dari kejauhan. Lama-kelamaan, supir mengendarai mobil pemadam kebakaran berisi disinfektan itu mendekati arah warung soto ayam.

Viral Warung Soto Ayam Disemprot Semburan Disinfektan oleh Satpol PP. (Instagram/@undercover.id)
Viral Warung Soto Ayam Disemprot Semburan Disinfektan oleh Satpol PP. (Instagram/@undercover.id)

Setelah berada cukup dekat, Satpol PP itu mengarahkan semburan disinfektan ke arah tenda warung soto. Hal itu dilakukan cukup lama sampai tenda terlihat berguncang karena menahan volume air yang besar.

Aksi Satpol PP itu sendiri langsung menjadi sorotan tajam warganet. Apalagi, mereka melakukannya saat warung soto ayam itu sedang buka dan berjualan.

Warganet menuliskan berbagai komentar pedas terhadap aksi Satpol PP yang dinilai tidak manusiawi. Menurut mereka, hal itu bisa menyebabkan kerugian besar bagi penjual karena tidak bisa lagi menjual soto ayam yang sudah bercampur disinfektan.

Baca Juga: Angka Kematian Melonjak, Pemerintah Fokus Perbanyak Bed Isolasi

"Arogan banget sih? Sebetulnya aturan PPKM yang bener gimana sih? Boleh kan berjualan selama gak dine in? Jadi kenapa masih aja disiram?," kritik warganet.

"Buang-buang air, buang-buang anggaran," tegas warganet.

"Gak ada cara yang lebih manusiawi kah?," tanya warganet.

"Tak manusiawi," tambah yang lain.

"Covid bukan hanya buat hidup makin sulit tapi membuat hilang nya jiwa kemanusiaan dari para elit," komen warganet.

"Coba dituker posisi nya dulu, si bapak nya yg jualan soto. Gimana perasaannya?," tegur warganet.

"Petugas-petugas kek gitu itu sebenernya manusia apa gak sih? Heran kok udah nggak punya adab sama sesama manusia? Kenapa harus disemprotin? Masih banyak cara lain loh buat nertibin masyarakat," hujat warganet.

Pakar UGM Soroti Penyemprotan Disinfektan Selama PPKM Darurat

Epidemiolog dari Pusat Kedokteran Tropis Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM, Riris Andono Ahmad menyoroti penyemprotan disinfekstan di jalan raya selama PPKM Darurat. Ia menyebut hal itu tidak efektif karena dua hal.

Pertama, yang pasti virus tidak bisa bertahan hidup di luar lantaran terkena sinar matahari. Kedua, siapa orang yang akan menyentuh jalan raya.

"Saat ini penularan Covid-19 dengan permukaan benda sudah tidak dianggap signifikan. Yang signifikan ya droplet itu," katanya kepada SuaraJogja.id, Rabu (7/7/2021).

Pria yang akrab disapa dengan nama Doni ini mengatakan penyemprotan disinfekstan justru dianggap menghabiskan sumber daya yang tidak perlu.

Lebih lanjut Doni menjelaskan mengenai efektivitas penerapan PPKM Darurat untuk mengendalikan virus corona. Menurutnya, hal itu tergantung dengan implementasinya di lapangan.

Indikator keberhasilan PPKM darurat ialah menghentikan mobilitas manusia. Dengan begitu, virusnya juga sulit untuk menyebar ke orang lain.

"Jadi PPKM ini baru bisa dikatakan efektif jika menghentikan pergerakan orang dan akan menurunkan penularan. Yang jadi permasalahan sekarang adalah apakah ada penurunan mobilitas yang signifikan?" paparnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI