Suara.com - Wakil Perdana Menteri Jepang Aso Taro memberikan pernyataan yang membuat para pejabat China di Beijing geram. Pada Senin (5/7/2021), Aso Taro menyatakan negaranya dapat mengambil tindakan jika China menginvasi Taiwan.
Mendengar pernyataan itu, China langsung merespon dan menegaskan bawah tak akan memberikan ruang sedikitpun atas campur tangan asing terkait Taiwan.
“Kami tidak akan pernah mengizinkan negara mana pun untuk ikut campur dalam masalah Taiwan dengan cara apa pun. Tidak ada yang boleh meremehkan tekad, kemauan dan kekuatan rakyat China untuk menjaga kedaulatan nasional,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, sebagaimana diwartakan kantor berita Anadolu, Selasa.
China menganggap Taiwan sebagai provinsi yang memisahkan diri. Sementara Taiwan bersikeras untuk merdeka sejak 1949 dan memiliki hubungan diplomatik penuh dengan setidaknya 16 negara.
“Jika terjadi peristiwa besar [di Taiwan], tidak aneh sama sekali jika menyentuh situasi yang mengancam kelangsungan hidup. Jika itu masalahnya, Jepang dan AS harus membela Taiwan bersama-sama,” kata Taro.
Zhao menilai pernyataan Taro sangat salah dan berbahaya serta akan merusak fondasi politik hubungan China-Jepang.
Peningkatan hubungan antara Taiwan dan negara-negara barat, termasuk Amerika Serikat dan sekutunya, telah membuat China marah.
Beijing menilainya sebagai provokasi, yang juga menyebabkan keterlibatan militer udara dan laut yang intens antara militer China dan Amerika di Laut China Selatan.
Namun, dalam laporan terbarunya, Inisiatif Penyelidikan Situasi Strategis Laut China Selatan (SCSPI) yang berbasis di Beijing mengungkapkan penurunan signifikan dalam penerbangan pengintaian AS di atas Laut China Selatan bulan lalu.
Baca Juga: Rusia Tangkap Seorang Pria Diduga Jadi Mata-mata China
Data yang dirilis oleh SCSPI menunjukkan bahwa AS hanya melakukan 36 penerbangan seperti itu, turun drastis dari 72 pada Mei.