Suara.com - Sejumlah warga harus pulang dengan tangan kosong dari Pasar Pramuka, Jakarta Timur, karena sejumlah obat Covid-19 yang mereka cari kosong.
Mona, salah satu warga mendatangi Pasar Pramuka untuk mencari sejumlah obat Covid-19 seperti Azitromisin dan Osetamivir. Obat yang dicari tersebut sedianya untuk tantenya yang sedang menjalani isolasi mandiri di rumah dan merupakan rekomendasi dari dokter.
“Ini resep dari dokter,” kata Mona saat ditemui Suara.com di lokasi, Selasa (6/7/2021).
Setidaknya Mona telah mendatangi lima toko, namun hasilnya tetap saja nihil.
Baca Juga: Jenazah Pasien Corona di Kepri Diambil Paksa Keluarga, Polisi Turun Tangan
“Hasilnya enggak ada yang nemu. Kata toko yang terakhir itu harus resep dokter,” kata Mona.
Senada dengan Mona, Jonatan mencari obat Ivermectin untuk kebutuhan kantornya karena ada sejumlah karyawan yang terpapar Covid-19.
Bahkan dia mengaku telah berkeliling sejak pagi hari hingga sore tadi.
“Saya sudah keliling dari pagi, tidak ketemu juga. Jawaban dari para pedagang juga singkat semua, langsung jawab tidak ada,” kata Jonatan.
Di samping itu dia juga berupaya menggunakan jasa calo, namun tetap saja hasilnya nihil.
Baca Juga: Penjual Obat Pasar Pramuka Ditangkap Jual Ivermectin Rp 475 Ribu Per Kotak
"Dia (calo) bilangnya nggak ada juga," ujar Jonatan.
Sementara itu, Ketua Himpunan Pedagang Farmasi Pasar Pramuka, Edy Haryanto, mengatakan sejumlah obat yang disebut sebagai penawar Covid-19 seperti Ivermectin, Favipiravir, Remdesivir hingga Oseltamivir telah habis sejak tiga minggu lalu.
Tidak tersedianya sejumlah obat tersebut karena pihak distributor menghentikan pengiriman kepada para ritel atau pengecer.
“Sebelum-sebelumnya ada, tapi karena masyarakat datang beli, stok belum dikirim lagi dari distributor ya sudah (barang habis),” jelasnya.
Dia pun tidak mengetahui secara pasti alasan distributor menghentikan pengiriman.
“Kami tak tahu yang di atas itu (distributor). Barannya distributornya terbatas atau memang tidak dikasih ke pasar bebas. Atau kemudian masuk ke rumah sakit. Kami tak tahu,” ujar Edy.
Saat ini Edy dan para pedagang Pasar Pramuka sedang melobi pemerintah untuk memfasilitasi mereka, agar para distributor kembali mengirimkan barang.
“Supaya barang-barang itu dilepas saja ke ritel (pengecer), karena barometer masyarakatkan di ritel bukan di apotek,” imbuhnya.