Suara.com - Pihak berwenang Rusia kehilangan kontak dengan pesawat AN-26 yang membawa 29 orang di dalamnya di wilayah Kamchatka, termasuk seorang kepala daerah.
Menyadur Anadolu Agency Selasa (6/7/2021) pesawat Kamchatka Aviation Enterprise sedang dalam perjalanan ke Palana dari kota Petropavlovsk-Kamchatsky.
Kantor berita Interfax, RIA dan TASS mengutip pejabat setempat melaporkan pada hari Selasa bahwa pesawat hilang kontak dengan pihak berwenang setelah terbang 10 km dari Palana.
Pihak perusahaan pesawat juga mengkonfirmasi bahwa mereka kehilangan kontak dengan kru. Mereka menambahkan bahwa upaya sedang dilakukan untuk mengungkap penyebabnya.
Baca Juga: Gelar 6 Pertandingan Euro 2020, Saint Petersburg Pecah Rekor Korban COVID-19
Valentina Glazova, juru bicara kantor kejaksaan transportasi setempat juga mengatakan upaya pencarian dan penyelamatan sedang berlangsung.
"Yang diketahui saat ini adalah komunikasi dengan pesawat terputus dan tidak mendarat," kata Glazova kepada kantor berita AFP.
Laporan awal menunjukkan bahwa pesawat tidak merespon panggilan terjadwal ketika berada 10 kilometer dari bandara Palana, tambahnya.
Menurut Kantor Kejaksaan, ada enam anggota awak dan 23 penumpang di dalamnya, kebanyakan dari mereka adalah penduduk Palana.
Salah satu penumpang yang ada di dalam pesawat tersebut adalah kepala daerah Palana, Olga Mokhireva. Beberapa pejabat daerah juga ikut di dalamnya.
Baca Juga: Bank Salah Transfer Rp 19 Miliar, Pria Ini Jadi Miliarder dalam Semalam
Badan Transportasi Federal Rusia (Rosaviation) mengatakan pesawat itu terbang dalam kondisi cuaca nuruk, yang mungkin menyebabkan kecelakaan. Pihak berwenang juga menduga adanya kesalahan piloting.
Pesawat AN-26 yang hilang kontak tersebut mulai mengudara pada tahun 1982 dan dijadwalkan akan pensiun pada 30 Agustus 2021.
Pihak berwenang menugaskan dua helikopter dan sebuah pesawat untuk mencari pesawat yang hilang tersebut bersama dengan tim penyelamat lain.
Rumah sakit Palana juga sudah disiagakan untuk menampung korban.
Perdana Menteri Rusia Mikhail Mishustin memerintahkan pembentukan komisi khusus untuk menangani insiden tersebut.