Tabung Oksigen 1000 Liter di Pasar Pramuka Kosong, Kalau Ada Harganya Capai Rp 3,5 Juta

Selasa, 06 Juli 2021 | 15:01 WIB
Tabung Oksigen 1000 Liter di Pasar Pramuka Kosong, Kalau Ada Harganya Capai Rp 3,5 Juta
Ilustrasi tabung oksigen (Unsplash)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tingginya kasus Covid-19 di DKI Jakarta mempengaruhi ketersediaan tabung oksigen ukuran 1.000 liter di sejumlah tempat. Di Pasar Pramuka, Jakarta Timur yang merupakan pusat penjualan obat dan peralatan medis, hampir seluruh toko stoknya kosong, pada Selasa (6/7/2021).

Setidaknya ada sekitar lima toko yang didatangi Suara.com, seluruhnya kompak mengatakan, ‘tabung oksigen kosong’.

Menipisnya stok tabung oksigen di Pasar Pramuka telah terjadi dalam beberapa minggu terakhir. Ini menyusul berbarengan dengan angka Covid-19 yang melonjak tinggi di wilayah DKI Jakarta.

Salah satu pedagang mengatakan stok ytabung oksigen sedang langka. Ia menyebut kalau pun barang tersedia harganya bisa mencapai Rp 3,5 juta.

“Sekarang harganya Rp 3,5 juta. Itupun kalau barangnya ada,” kata pedagang tersebut saat ditemui Suara.com di lokasi.

Penjual obat dan perlengkapan medis di Pasar Pramuka. (Suara.com/Yaumal)
Penjual obat dan perlengkapan medis di Pasar Pramuka. (Suara.com/Yaumal)

Pedagang yang tidak mau disebutkan namanya itu mengatakan harga tabung oksigen 1000 liter berkisar sekitar Rp 1 jutaan di Pasar Pramuka. Namun kini melambung tinggi berkali lipat.

Baca Juga: Pemerintah Pesan 10 Ribu Oksigen Konsentrator Dari Singapura Untuk Pasien Gejala Ringan

Stok Tabung Oksigen

Sementara itu beberapa waktu lalu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memastikan bahwa stok tabung oksigen medis di Indonesia untuk mengatasi lonjakan pandemi Covid-19 masih cukup secara nasional.

Budi mengatakan selama ini perusahaan oksigen sudah berkomitmen mengerahkan semua produksi oksigennya untuk penanganan Covid-19, jatah oksigen untuk industri mulai dikurangi.

Sebelumnya perusahaan oksigen lokal ini memproduksi oksigen untuk industri 75 persen, dan hanya 25 persen yang untuk oksigen medis.

"Kami bisa sampaikan disini oksigen yang ada itu cukup. Kami sudah mendapatkan komitmen dari supplier ini bahwa mereka bisa mengalihkan oksigen buat industri ke oksigen medis," kata Budi dalam jumpa pers virtual, Jumat (25/6/2021).

"Jadi ada satu perusahaan oksigen lokal yang memproduksi hampir 90 persen untuk rumah sakit," tegasnya.

Terkait masalah kelangkaan oksigen medis di Jawa Tengah dan DI Yogyakarta beberapa hari lalu, Budi menyebut hal itu disebabkan karena pabriknya mengalami masalah mati listrik.

"Karena aliran listrik terganggu sebentar, mesinnya butuh waktu untuk startup kembali," jelasnya

Selanjutnya, dia meminta PLN untuk memastikan kejadian serupa tidak terulang.

Namun, jika terulang kembali, Budi menyebut pabrik perusahaan oksigen di daerah lain akan siap membantu.

"Kita juga sudah berdiskusi dengan produsen oksigen ini kalau ada sesuatu yang terjadi di Jateng karena pabriknya cuma satu, kita bisa langsung mengisi dengan truk yang dari Jabar atau Jatim, ini besar dan tersedia juga jumlahnya cukup," ungkap Budi.

Proses pengawalan distribusinya nanti juga sudah dijamin oleh Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Terkait permintaan penambahan tabung oksigen oleh beberapa rumah sakit, Budi merasa hal itu tidak perlu, sebab periode untuk isi ulangnya akan dipercepat.

"Nah isunya adalah banyak yang minta tabungnya supaya tidak sering ganti itu pengen nambah 4, sebetulnya gak perlu, karena toh logistiknya bagus, gak perlu, tabungnya gak usah dibikin jadi 4 atau 8, tapi pengisiannya harus lebih sering," pungkas Budi.

Kementerian Kesehatan juga sudah berkoordinasi dengan Kementerian Perindustrian untuk mendorong produsen tabung oksigen medis agar memperbanyak produksi untuk antisipasi lonjakan covid-19.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI