Suara.com - Pasukan AS meninggalkan Lapangan Terbang Bagram di Afghanistan pada akhir pekan sebagai bagian dari penarikan terakhir pasukan AS dan NATO dari Afghnistan.
Menyadur New York Post Selasa (06/07) AS dan sekutunya pergi tanpa memberi tahu komandan baru dari pemerintah Kabul dan menyisakan kericuhan kecil terkait penjarahan.
“Kami (mendengar) desas-desus bahwa Amerika pergi dari pangkalan pukul tujuh pagi dan kami menerima konfirmasi bahwa mereka telah meninggalkan Bagram,” kata komandan pangkalan baru Jenderal Mir Asadullah Kohistani.
Salah satu tentara Afghanistan, Naematullah mengatakan pasukan AS kehilangan semua nama baik mereka selama 20 tahun karena hal ini. "Tanpa memberi tahu tentara Afghanistan yang berada di luar berpatroli di daerah itu.”
Baca Juga: Pembunuh Pengusaha Emas Ternyata WN Afghanistan, Pelaku Selingkuhan Istri Korban
Segera setelah pasukan AS meninggalkan pangkalan yang ditandai dengan memutus aliran listrik, saat itu juga penjarah langsung menyerbu dari gerbang utara.
“Awalnya kami mengira mungkin mereka adalah Taliban,” ujar tentara lain, seorang veteran 10 tahun bernama Abdul Raouf, mengatakan tentang para penjarah.
Raouf melanjutkan bahwa pasukan Amerika menelepon dari bandara internasional di Kabul sekitar satu jam perjalanan ke selatan Bagram untuk memberi tahu rekan Afghanistan bahwa mereka telah meninggalkan pangkalan.
Pada hari Senin, ketika pasukan Afghanistan membuka lapangan terbang untuk media, tentara terlihat mengumpulkan tumpukan sampah yang ditinggalkan penjarah seperti botol air kosong, kaleng dan minuman energi kosong.
Di luar gerbang, pedagang barang bekas menjajakan barang yang ditinggalkan orang Amerika, termasuk bola basket, sepeda, helm, kipas angin listrik, headphone peredam bising bahkan deterjen.
Baca Juga: Tak Cuma di Indonesia, Covid-19 Juga Mengamuk di Afghanistan, Kasus Naik 2.400 Persen!
Laporan menyebut pasukan AS meninggalkan 3,5 juta barang termasuk telepon, kenop pintu dan jendela di setiap barak juga pintu di setiap barak.
Beberapa senjata kecil dan amunisi senagaja mereka tinggalkan untuk rekan Afghanistan dan pasukan AS pulang hanya dengan senjata berat. Mereka juga meninggalkan kendaraan sipil tanpa kunci dan kendaraan lapis baja.
Amunisi untuk senjata yang tidak ditinggalkan untuk militer Afghanistan sudah diledakkan sebelum mereka pergi.
Pasukan keamanan Afghanistan juga mewarisi sebuah penjara yang menampung sekitar 5.000 tahanan yang kebanyakan dari mereka diduga Taliban.