Singapura Bakal Setop Hitung Kasus Harian Covid-19, Strateginya Dibeberkan

Selasa, 06 Juli 2021 | 11:54 WIB
Singapura Bakal Setop Hitung Kasus Harian Covid-19, Strateginya Dibeberkan
Ilustrasi Singapura (Unsplash/Jisun Han)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Singapura bakal menyetop penghitungan jumlah kasus Covid-19. Langkah ini dilakukan di tengah penambahan jumlah kasus Covid-19 saban hari di negara tetangga.

Cetak biru tersebut, menyadur CNN Selasa (6/7), disusun oleh tiga anggota gugus tugas penanganan Covid-19 Singapura. Diketahui, negara berpopulasi 5,7 juta penduduk itu telah mencatat 62.617 kasus Covid-19 hingga Senin (5/7). Penghitungan tersebut akan segera dihentikan.

"Kabar buruknya adalah Covid-19 mungkin tidak akan pernah hilang. Kabar baiknya adalah mungkin untuk hidup normal dengan pandemi di tengah-tengah kita," jelas Menteri Perdagangan Singapura Gan Kim Yong, Menteri Keuangan Lawrence Wong, dan Menteri Kesehatan Ong Ye Kung, dalam sebuah opini di Straits Times minggu lalu.

"Kita dapat mengubah pandemi menjadi sesuatu yang tidak terlalu mengancam, seperti influenza, penyakit tangan, kaki dan mulut, atau cacar air, dan melanjutkan hidup," sambungnya.

Baca Juga: Pria Paruh Baya Ditemukan Tak Bernyawa di Rumah, Polisi Konfirmasi Positif Covid-19

Rencana tersebut bisa menjadi contoh bagi negara-negara lain yang ingin kembali ke kehidupan normal dan kembali melakukan perjalanan dan pariwisata tanpa harus karantina.

Vaksin Covid-19

Untuk melancarkan rencana besar yang seakan melawan arus dunia saat ini, Singapura akan menggencarkan sejumlah program yang diklaim lebih efektif membasmi Covid-19.

"Vaksin sangat efektif dalam mengurangi risiko infeksi sekaligus penularan. Bahkan jika Anda terinfeksi, vaksin akan membantu mencegah gejala Covid-19 yang parah," jelas tiga menteri tersebut.

Singapura berencana memberikan vaksin Covid-19 ke dua pertiga populasinya pada awal Juli. Dan pada awal Agustus diharapkan semua warganya sudah menerima vaksin.

Baca Juga: Ini Penampakan Oksigen Gratis di Monas dari Cilegon, Banyak Banget!

Karena semakin banyak orang yang divaksinasi, cara Singapura memantau jumlah infeksi Covid-19 setiap hari akan berubah.

Singapura akan memantau warganya yang jatuh sakit parah atau berapa banyak pasien yang dirawat di unit perawatan intensif.

"Kami tidak akan terlalu khawatir jika sistem perawatan kesehatan kewalahan," kata para menteri tersebut.

Mengenai varian baru yang kini tengah menyerang sejumlah negara tetangganya, para menteri mengatakan mungkin akan memberikan suntikan booster dan merencanakan program vaksin Covid-19 tahunan.

Tetap melakukan pengujian

Para menteri juga masih merencanakan akan tetap melakukan pengujian dalam skenario tertentu, seperti menjelang acara besar atau saat pulang dari luar negeri.

Untuk melakukan rencana tersebut, para menteri mengatakan akan meluncurkan metode pengujian yang lebih cepat dan lebih mudah. Menurut mereka, tes PCR membutuhkan waktu terlalu lama.

Metode lain yang mungkin akan digunakan adalah metode pengujian breathalyser, yang diklaim hanya memakan waktu sekitar satu sampai dua menit untuk mengetahui hasilnya.

Para menteri juga menunjukkan terapi yang dianggap efektif mengobati, mempercepat pemulihan, serta mengurangi keparahan penyakit dan kematian.

Para pejabat juga mengatakan akan mendesak warga untuk lebih bertanggung jawab dalam menjaga kebersihan dan menjauhi keramaian ketika merasa tidak sehat.

"Dengan vaksinasi, tes, pengobatan dan tanggung jawab sosial, bisa berarti dalam waktu dekat, ketika seseorang terkena Covid-19, respons kami bisa sangat berbeda dari sekarang," pungkas para menteri.

Negara berpenduduk 5,7 juta tersebut rata-rata mencatat sekitar 18 kasus sehari dalam sebulan terakhir dan ada 36 kematian sejak pandemi dimulai, menurut perhitungan Universitas Johns Hopkins.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI