Suara.com - Sedikitnya 29 orang luka-luka dan satu tewas akibat ledakan besar sebuah pabrik di pinggiran ibu kota Thailand, Bangkok, dan ribuan warga mengungsi.
Menyadur Independent Selasa (6/7/2021) ledakan tersebut juga menyebabkan kekhawatiran asap beracun dan risiko terjadi ledakan susulan.
Laporan media lokal mengatakan ledakan itu terjadi di sebuah pabrik yang memproduksi busa dan palet plastik, tepat di luar Bangkok, dekat bandara Suvarnabhumi. Ledakan tersebut terjadi sekitar pukul 03.oo pagi waktu setempat pada Senin (5/7).
Ledakan itu terdengar dari jarak bermil-mil jauhnya, kata warga setempat, dan rekaman video pengawasan menangkap kilatan terang dari lokasi kejadian.
Baca Juga: Jadi Pabrik Garmen, Inovasi Rutan Surakarta Dipuji Eks Sekjen Kemenkumham dan Ketua DPD RI
Saksi mata mengatakan ledakan itu mengguncang bandara, dan puing-puing terlihat beterbangan di udara.
Petugas pemadam kebakaran menggunakan helikopter untuk memadamkan api di daerah yang sulit diakses di kompleks pabrik tersebut, Associated Press melaporkan.
"Pada pertengahan pagi, kobaran api utama di pabrik Kimia Ming Dih telah dikendalikan, tetapi sebuah tangki besar yang berisi bahan kimia styrene monomer terus menyala." jelas Chailit Suwannakitpong, seorang pejabat pencegahan bencana Thailand.
Jaruwan Chamsopa, yang tinggal sekitar 3 km dari pabrik, mengatakan ledakan itu merusak atap rumahnya dan menyebabkan sebagian langit-langit runtuh.
"Saya kaget saat ledakan terjadi. Saya keluar dan melihat api besar di langit." jelas Jaruwan.
Baca Juga: Puluhan Pekerja Pabrik di Deli Serdang Reaktif Covid-19
"Saya tidak menyadari bahwa itu akan menjadi bahan kimia yang sangat berbahaya sehingga saya harus mengungsi," tambahnya, dan tidak meninggalkan rumah sampai jam 8 pagi.
"Saya khawatir karena asap hitam telah mencapai rumah saya." pungkasnya.
Pejabat memerintahkan evakuasi area hingga 5 km di sekitar pabrik, mendirikan pusat evakuasi di sekolah dan kantor pemerintah.
Penyebab ledakan belum dikonfirmasi. AP melaporkan bahwa ledakan awal di distrik Bang Phli mengguncang gedung terminal di bandara hingga memicu alarm tanda bahaya.
Styrene monomer, bahan kimia cair berbahaya yang digunakan dalam produksi pelat busa sekali pakai, cangkir, dan produk lainnya, dapat menghasilkan asap beracun saat dinyalakan.
Chailit mengatakan para petugas sedang berusaha untuk memindahkan semua orang keluar dari daerah itu, termasuk dokter dan pasien dari rumah sakit utama.