Suara.com - Pihak berwenang Ukraina mendapat kecaman setelah merilis foto yang memperlihatkan tentara wanita berlatih parade mengenakan sepatu hak tinggi.
Foto-foto tersebut, yang dipublikasikan di halaman Facebook Kementerian Pertahanan Ukraina, menunjukkan para tentara wanita berbaris dengan seragam dan sepatu hak warna hitam.
Menyadur Deutch Welle Senin (5/7/2021), para siswa di perguruan tinggi militer Ukraina tersebut tengah bersiap untuk parade peringatan 30 tahun kemerdekaan setelah runtuhnya Uni Soviet.
"Hari ini, untuk pertama kalinya, pelatihan dilakukan dengan sepatu bertumit," kata kadet Ivanna Medvid seperti dikutip oleh situs informasi kementerian pertahanan ArmiaInform.
Baca Juga: Profil Harry Kane, Bawa Timnas Inggris ke Semifinal Euro 2020
"Ini sedikit lebih sulit daripada di sepatu bot tentara tetapi kami mencoba," tambah Medvid.
Pilihan alas kaki tersebut tak disangka memicu kemarahan warganet di seluruh platform media sosial dan di dalam parlemen.
Iryna Gerashchenko, seorang anggota parlemen oposisi, menyebut keputusan itu sebagai contoh "seksisme dan kebencian terhadap wanita."
"Sepatu hak tinggi adalah ejekan perempuan yang dipaksakan oleh industri kecantikan," ujar Iryna Gerashchenko.
Inna Sovsun, anggota partai Golos, mengatakan bahwa sepatu hak tinggi dapat menimbulkan risiko kesehatan bagi wanita.
Baca Juga: Mengamuk! Inggris Hancurkan Ukraina 4-0
"Sulit untuk membayangkan ide yang lebih konyol dan berbahaya," katanya. Ia menambahkan bahwa tentara wanita di Ukraina, seperti halnya pria, mempertaruhkan nyawa mereka dan "tidak pantas untuk diejek."
Komentator Vitaly Portnikov mengatakan, setelah melihat para tentara wanita tersebut, beberapa pejabat Ukraina memiliki pola pikir "abad pertengahan". "Kisah parade dengan sepatu hak adalah aib yang nyata," katanya di Facebook.
Wakil ketua parlemen Olena Kondratyuk mengatakan lebih dari 13.500 wanita telah bertempur dalam konflik Ukraina-Rusia di mana separatis Rusia dan pasukan pemerintah Ukraina bertempur di wilayah Donbass timur.
Lebih dari 31.000 wanita saat ini bertugas di angkatan bersenjata Ukraina dan lebih dari 4.000 wanita sudah purna tugas.