Suara.com - Media sosial diramaikan dengan kisah seorang warganet yang mengaku memiliki tetangga kost menyebalkan. Si tetangga itu kerap membuang kondom bekas pakai di tempat sampah miliknya.
Namun, saat sejoli yang tinggal bersebelahan kamar itu ditegur mereka tidak terima hingga mengancam akan membunuhnya.
Kisah itu dibagikan oleh salah satu akun Twitter berisi curhatan para tetangga. Kisah itu langsung viral dan menjadi sorotan publik.
Kejadian berawal saat si warganet yang sudah tinggal di kosan campur dan bebas itu kedatangan tetangga baru.
Baca Juga: Trauma Anak Meninggal Akibat Kecelakaan, Ayah Dirikan Sekolah Dekat Rumah
Meski si tetangga baru tinggal enam bulan, namun ia seringkali mengganggu kenyamanan tetangga lainnya.
"Dia sering ribut sama pacarnya sampai banting-banting barang," kata si warganet seperti dikutip Suara.com, Sabtu (3/7/2021).
Ia mengaku tak mempermasalahkan keributan yang terjadi, hanya saja keributan tetangga itu membuat seluruh penghuni kosan terganggu.
Tak hanya itu, saat mereka melakukan hubungan intim seringkali mengeluarkan suara yang sangat nyaring hingga terdengar ke kamarnya.
"Kadang yang buat aku jijik itu kondom bekas di buang tempat sampahku dan itu bau," ujarnya.
Baca Juga: Viral Video Warga Berebut Susu Kaleng sampai Saling Dorong, Panic Buying Jelang PPKM?
Hingga suatu hari, ia menegur si tetangga untuk membuang kondom bekas di tempat sampah masing-masing yang sudah tersedia. Namun, ia tak terima dengan teguran tersebut dan mengadukannya ke sang pacar.
"Pacarnya enggak terima dan ngelabrak, ngebentak aku terus bilang 'Mau kami berantem, nge***t, itu bukan urusan lo! Enggak suka lo ajak pacar lo duel sini sama gue!'" ungkapnya.
Setelah kejadian itu, si warganet menceritakan kejadian itu kepada sahabat prianya. Tak lama berselang, sang sahabat datang bermaksud untuk memberikan penjelasan kepada si tetangga namun justru berujung ribut.
"Sahabatku masih ngajak ngomong dengan kepala dingin tapi si pacar tetangga maki-maki sahabatku sambil ngancam mau bunuh terus dorong sambil ngegampar," tuturnya.
Sang sahabat akhirnya emosi dan balik menyerang si pacar tetangga. Si sahabat menantang pacar tetangga untuk menyelesaikan persoalan dengan baku hantam di luar kosan hingga dilerai oleh para penghuni kosan lainnya.
Akhirnya keributan tersebut dimediasi oleh polisi dan anggota TNI. Sejoli yang membuang kondom bekas itu diminta untuk keluar dari kos dan membuat pernyataan dengan materai 10.000.
"Karena mereka salah jadi berdasarkan kesepakatan mereka harus keluar dari kos dan materai 10.000," tukasnya.
Cinta Tidak Perlu Dibuktikan dengan Bercinta, Begini Penjelasan Pakar
Brand Manager Fiesta Condoms, David Dwi Santoso, mengatakan masih banyak anak muda Indonesia yang belum mengerti pentingnya kesehatan reproduksi seksual dalam sebuah hubungan percintaan.
Menurutnya, mereka juga belum bisa membedakan antara cinta dan nafsu, sehingga beberapa dari mereka seringkali terjebak dalam hubungan toxic atau beracun.
"Untuk itu, kami ingin memberikan insight guna mengatasi problema relationship bagi kaum gen Z," kata David, dalam webinar "Apa Perlu Bercinta, Biar Cinta?" pada Minggu (14/2/2021).
Ada beberapa aspek cinta menurut Ribert J Sternberg, dan ini disebut The Triangular Theory of Love, yakni:
- Intimacy: perasaan kedekatan, perasaan kedekatan, keterhubungan, dan keterikatan dalam hubungan
cinta termasuk di dalamnya perasaan yang menimbulkan pengalaman kehangatan dalam hubungan cinta. - Passion: gairah mengacu pada dorongan yang mengarah pada romansa, ketertarikan fisik, penyempurnaan seksual, dan fenomena terkait dalam hubungan cinta.
- Commitment: dalam jangka pendek menyangkut keputusan bahwa seseorang mencintai satu sama lain, dan dalam jangka panjang, merupakan bentuk komitmen seseorang untuk mempertahankan cinta itu.
"Idealnya, cinta yang sehat memiliki tiga komponen tersebut," jelas Clinical Sexologist Zoya Amirin.
Certified Matchmaker & Relationship Science-Based Coach, Zola Yoana, mengatakan cinta merupakan perasaan kuat antara attachment, affection, dan desire. Namun, umumnya orang-orang sulit membedakan nafsu dan cinta.
Pada saat bercinta dan jatuh cinta, hormon yang bekerja dalam tubuh didominasi oxytocin, vasopressin dan dopamine. Hormon ini membuat seseorang tidak dapat memilih dengan siapa ia jatuh cinta serta hasrat di dalam dirinya.
Menurut Zola, hal yang dapat seseorang kontrol adalah reaksi yang harus dilakukan ketika jatuh cinta.
“Poin pentingnya adalah bahwa apapun tindakan yang dilakukan, kamu harus melakukannya karena pilihan, tindakan yang kamu buat sendiri dengan kesadaran penuh akan konsekuensinya. Dengan cara ini, kamu akan lebih mampu membangun tanggung jawab pribadi," imbuh Zoya.
Ia menyarankan untuk tidak melakukan hubungan seksual sebelum siap secara emosi maupun fisik. Apabila ingin melakukannya, Zoya menyarankan untuk mempraktikkan seks aman menggunakan kondom sebagai satu-satunya kontrasepsi yang dapat melindungi dari infeksi menular seksual (IMS).