Suara.com - Sebuah video yang memperlihatkan aksi warga berdesakan dan dorong-dorongan saat belanja di sebuah supermarket viral di media sosial.
Dalam video yang diunggah oleh akun Instagram @kegoblogan.unfaedah, Sabtu (3/7/2021) diperlihatkan suasana sebuah sudut supermarket yang semula sepi mendadak dipenuhi warga yang hendak membeli susu.
Sejumlah warga tersebut bahkan berlarian dan berlomba-lomba untuk menjadi yang paling cepat sampai di bagian yang menjual susu kaleng merek tertentu.
Beberapa pegawai supermarket yang sedang berjaga pun tampak panik dan ketkutan melihat sejumlah pembeli datang secara bergerombol dan desak-desakan.
Baca Juga: 21 Perjalanan Kereta di Daop 3 Cirebon Dibatalkan Selama PPKM Darurat
Seorang pria yang sampai terlebih dahulu tampak segera mengambil dua pack susu kaleng dan memasukkannya ke dalam troli.
Tak lama kemudian, datang sejumlah orang yang juga hendak membeli susu kaleng tersebut. Mereka lantas saling dorong dan berebut untuk mendapatkan susu tersebut. Saking hebohnya mereka berebut, ada sebuah troli yang terjatuh hingga isinya tumpah.
Aksi para warga yang berebut membeli susu kaleng itu diduga sebagai wujud panic buying menjelang penerapan PPKM darurat, per tanggal 3 Juli 2021.
Melihat video tersebut para warganet lantas menuliskan beragam komentar. Sebagian besar dari mereka menyebut produk susu yang diperebutkan itu dipercaya sebagian masyarakat sebagai amunisi yang ampuh untuk menghadapi virus.
"Susu beruang, suplemen sama vitamin c pada habis diburu buat ngadepin PPKM darurat sama varian virus delta," tulis salah seorang warganet.
Baca Juga: Warga Tetap Salat Berjamaah saat PPKM Darurat
"Konon susu b**r b***d dan c1*** bisa bantu untuk jaga imunitas. Jadi pada diborong. Karena sekarang lagi dalam masa karantina lagi. *Dapet info dari pegawai Yog** dekat rumah," tulis warganet lain.
"Lagi-lagi panic buying, padahal mah sama aja kaya susu yang lain," tulis warganet lainnya.
"Lagi-lagi panic buying lagi setelah masker awal-awal covid," komentar salah satu warganet.
PPKM Darurat Dimulai Besok, Ini 5 Hal yang Harus Diperhatikan!
Kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat alias PPKM Darurat se-Jawa Bali akan resmi berlaku pada Sabtu (3/7) besok. Simak beberapa hal yang wajib Anda perhatikan berikut ini!
PPKM Darurat dilakukan untuk menekan laju penularan Covid-19, yang dalam seminggu terakhir rerata kasus baru harian lebih dari 20 ribu. Apalagi hari ini, Jumat (2/7/2021) kasus baru kembali mencetak rekor dengan 25.830 infeksi baru.
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof. Tjandra Yoga Aditama dalam keterangan tertulisnya, mengingatkan setidaknya 5 hal yang perlu jadi perhatian saat PPKM Darurat berlangsung pada 3 hingga 20 Juli 2021 besok:
1. Kebingungan sektor yang WFO dan WFH 100 persen
Dalam aturan PPKM Darurat ditetapkan sektor esensial dapat tetap masuk kantor atau work from office (WFO) 50 persen dan yang sektor kritikal bahkan 100 persen di lapangan.
"Hal ini dapat jadi multiinterpertasi, termasuk tentang bagaimana memastikan mana-mana yang termasuk esensial dari daftar yang sudah dibuat, apakah yang langsung, tidak langsung, atau hanya berkaitan," ungkap Prof. Tjandra.
2. Tracing kasus harus berlapis-lapis
Menurut Prof. Tjandra, yang juga patut digaris bawahi adalah rencana mengadakan kegiatan telusur atau tracing, yang lebih masif lagi untuk setiap kasus yang ditemui, dan sudah ditentukan pula berapa target yang harus dicari dan ditemukan dari setiap kasus positif.
"Harus diingat bahwa ini dapat berlapis-lapis kegiatannya, bukan hal sederhana," terangnya.
3. Harus konsisten dan terus menerus
Paling utama kata dia, yaitu bagaimana implementasi kebijakan PPKM Darurat ini dilapangan, di hari-hari mendatang.
Kebijakan tentu baru akan memberi dampak kalau dilakukan secara konsisten, terus menurus, sesuai aturan yang ada.
4. Monitoring pergerakan penduduk
Biasanya evaluasi akan dilakukan pada 20 Juli 2021 mendatang. Tapi menurut Prof. Tjandra monitoring saat PPKM Darurat juga perlu dilakukan dengan ketat.
Seperti teknik menghubungkan pola pergerakan penduduk pada saat PPKM darurat dengan penurunan jumlah kasus dari hari ke hari.
"Tegasnya, monitoring dan evaluasi harus dilakukan dengan cara saintifik yang baik sehingga kebijakan selanjutnya akan memenuhi kaidah ilmiah dan berbasis bukti," imbuhnya.
5. Tidak meminta tapi lakukan bersama masyarakat
Ia menekankan pemerintah sebaiknya tidak meminta partisipasi, tapi juga mencontohkan.
"Jadi bukan hanya meminta partisipasi masyarakat, atau bukan hanya mengajak peran serta masyarakat, ini harus menjadi kegiatan bersama-sama dengan masyarakat. Hanya dengan cara ini maka PPKM darurat dapat memberi dampaknya yang optimal," pungkasnya.