Suara.com - Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat sudah mulai diberlakukan di Lamongan, tetapi pedagang hewan kurban dari luar daerah tetap diizinkan masuk. Mereka diminta menaati protokol kesehatan secara ketat.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Lamongan Imam Mukhtar mengatakan selama PPKM Darurat, “Kita tidak melarang pedagang luar datang ke Lamongan, mereka masih bisa menjual hewan kurbannya ke Lamongan.”
Kendati demikian, selama beraktivitas di pasar, mereka tetap diminta menjaga jarak, tidak berkerumun dan wajib memakai masker saat berinteraksi dengan pembeli.
Petugas dari Disnakeswan juga akan terus melakukan monitoring terhadap kegiatan jual beli hewan kurban di pasar Lamongan.
Baca Juga: PPKM Darurat Situbondo Dikawal Ketat TNI, Polri dan Satpol PP
Imam mengatakan pengawasan pada saat hari H penyembelihan hewan kurban akan lebih diintensifkan oleh Disnakeswan dengan menerjunkan 30 dokter hewan.
“Pada hari H nanti, 30 dokter hewan akan turun langsung ke lokasi penyembelihan hewan kurban di masjid-masjid, selain meneliti apakah daging hewan itu layak dikonsumsi juga nanti bertugas menghalau kerumunan massa saat proses penyembelihan berlangsung,” katanya dalam laporan Beritajatim.
Disnakeswan juga melarang anak-anak berkerumun untuk melihat proses penyembelihan hewan kurban. Hal tersebut sudah tertuang dalam surat edaran yang disebarkan ke seluruh masjid/musala yang ada di Lamongan.
“Surat imbauan ini isinya antara lain aturan agar yang berada di lokasi penyembelihan adalah hanya panitia dan wajib memakai masker, sepatu pelindung dan juga baju lengan panjang. Kami juga melarang anak-anak untuk terlibat,” katanya.
Selama dua tahun terakhir atau selama pandemi Covid-19, tingkat penjualan hewan kurban di Lamongan menurun.
Baca Juga: Patut Diperhatikan, Kepatuhan dan Kedisiplinan Masyarakat Supaya PPKM Darurat Efektif
“Penjualan hewan kurban ke luar daerah juga berkurang. Sebelum virus Corona menyebar, Lamongan mampu mengirim hewan kurban jenis sapi ke wilayah Jabodetabek,” kata dia.
Imam menyebutkan, saat ini peternak hanya mengandalkan penjualan sapi di lokal Lamongan dan Jatim.
“Dua tahun lalu kami bisa kirim 500 ekor sapi dengan berbagai jenis ke Jabodetabek, tapi sekarang tidak bisa,” kata dia.