Suara.com - Seorang pria di Brasil berhasil diselamatkan setelah seorang reporter melihat kantung mayatnya bergerak saat hendak dibawa ke mobil jenazah.
Menyadur Russian Today Jumat (2/7/2021) insiden itu terjadi pada Selasa pagi waktu setempat di kota Araguaina yang melibatkan seorang pemilik warung makan.
Pria yang diketahui bernama Raimundo da Silva dilaporkan merasa tidak enak badan saat mengemudi menuju ke tempat kerjanya.
Pria berusia 71 tahun tersebut akhirnya kehilangan kesadaran hingga terjatuh dari kendaraannya. Tak lama berselang, paramedis datang ke tempat kejadian.
Baca Juga: Mabuk, Sopir Mobil Nissan Tabrak SPBU, Untungnya Tidak Meledak, Kok Bisa?
Setibanya di tempat kejadian, petugas medis menyatakan jika da Sila telah meninggal dan memasukkan jasadnya ke dalam kantung jenazah.
Petugas medis kemudian meninggalkan lokasi kecelakaan dan diawasi oleh polisi yang menunggu kedatangan koroner. Namun, beberapa saat setelah mereka pergi, petugas polisi dan seorang jurnalis yang meliput kecelakaan itu memperhatikan bahwa kantong plastik itu bergerak sendiri.
"Ketika saya tiba, kantungnya sudah tertutup," kata reporter Geovanni Pereira kepada portal berita Brasil G1.
Dalam sebuah video yang direkam Pereira, kantung jenazah yang membawa da Silva tersebut memang terlihat bergerak.
"Mereka (polisi) membukanya dan saya melihat gelembung kecil udara keluar dari sudut mulutnya. Saya melakukan CPR padanya selama 10 menit karena naluri untuk membantu," kata Pereira.
Paramedis dipanggil kembali ke tempat kejadian dan da Silva dibawa dalam keadaan hidup menggunakan ambulans ke rumah sakit untuk perawatan.
Baca Juga: Mobil Terjun ke Sungai di OKI, Ayah dan 3 Anaknya Tewas-Ibu Selamat
Petugas medis menjelaskan bahwa mereka sudah melakukan CPR pada da Silva setelah mereka tiba di lokasi kecelakaan.
Petugas medis mengatakan dia dinyatakan meninggal "berdasarkan evaluasi teknis." Mereka mengatakan catatan medis da Silva akan diperiksa untuk mencoba memahami apa yang terjadi.
Banyak warga yang menyebut jika dia "di tempat yang tepat pada waktu yang tepat," Pereira mengatakan dia berpikir "itu adalah keajaiban."