Permintaan Naik 10 Kali Lipat, Penjual Tabung Oksigen di Koja Kewalahan

Jum'at, 02 Juli 2021 | 17:19 WIB
Permintaan Naik 10 Kali Lipat, Penjual Tabung Oksigen di Koja Kewalahan
Ilustrasi--Warga mengantre untuk mengisi ulang tabung oksigen (Kolase foto/ANTARA/Suara.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seiring melonjaknya jumlah pasien Covid-19, depot isi ulang tabung oksigen mendadak diburu para warga. Bahkan, keberadaan tabung oksigen di Jakarta dan daerah sekitarnya menjadi barang langka karena meningkatnya permintaan untuk kebutuhan pasien Covid-19.

Seperti diutarakan Arios Aritonang (59), penjual alat kesehatan di kawasan Koja, Jakarta Utara. 

Dia mengaku selama kurang lebih empat tahun berjualan, baru kali ini permintaan isi ulang tabung oksigen meningkat lebih dari 10 kali lipat dari biasanya.

Dua pekan lalu saat kasus COVID-19 belum tinggi seperti sekarang, ia hanya mampu menjual 10 meter kubik gas oksigen. Namun saat ini, stok 100 meter kubik (m3).

Baca Juga: Ingatkan Tak Bersepeda saat PPKM Darurat, Kapolda Metro: Nanti Sepedanya Saya Kandangkan!

"Biasanya per harinya itu 10 (meter) kubik, sekarang 100 kubik bisa. Kalau dikatakan, jauh lebih banyak peningkatannya," ujar Aritonang seperti dikutip dari Antara, Jumat (2/7/2021).

Aritonang tidak menaikkan tarif isi ulang gas selama empat tahun berjualan oksigen karena tidak ingin menyusahkan mereka yang membutuhkan.

Apalagi pembeli yang datang banyak yang dari daerah luar Jakarta yang kehabisan stok sehingga membeli gas oksigen di toko miliknya yang berlokasi di Jalan Plumpang Semper Raya, Koja, Jakarta Utara, tersebut.

Tarif untuk isi ulang tabung dengan volume satu meter kubik adalah Rp30.000, satu setengah meter kubik Rp40.000 dan dua meter kubik Rp50.000.

Itu baru harga isi ulang. Kalau tabung baru, Aritonang tidak tahu harganya sekarang karena stok di toko pun kosong sejak dua pekan lalu.

Baca Juga: Pasokan Oksigen Pasien COVID-19 di RSUD Kabupaten Bekasi Aman

"Sekarang sudah enggak tahu karena kosong barangnya, tapi saya lihat di (situs jual-beli) 'online' Rp3-4 juta. Padahal dua minggu lalu masih saya jual Rp950.000," kata Aritonang.

Kalau stok gas di tabung-tabung miliknya habis, Aritonang mengambil stok oksigen dari PT Sinar Sejahtera di kawasan Semper, Cilincing, Jakarta Utara.

Sekali pengambilan, biasanya Aritonang diberikan sebanyak 75.000 meter kubik saja oleh pabrik tersebut. Namun pagi tadi, menurut Aritonang, pengantaran sudah tidak ada lagi.

Kewalahan 

Ia mengaku bingung melayani pembeli yang semakin banyak memesan tabung melalui pesan singkat karena jumlah oksigen yang bisa diisi-ulang terbatas.

"Kami kan menaruh nomor telepon di Google Maps. Nah, belakangan tidak henti orang bertanya harga isi ulang, harga tabung," katanya.

Dia juga kewalahan meladeni pertanyaannya di ponsel.

"Banyak dari luar daerah bertanya ke kami, dari Bekasi, Bogor, Tangerang tentang tabung oksigen padahal sudah kosong barang," kata Aritonang.

Pekan lalu, Aritonang bahkan kedatangan pembeli dari Puskesmas Cempaka Putih. Mereka menelpon ke ponselnya untuk menanyakan pasokan tabung oksigen.

Karena dari dua pekan lalu, tabung oksigen habis semua, ia pun tidak bisa menyanggupi pemesan dari Puskesmas itu.

"Kami tutup jadinya, sudah habis semua (tabung), jadi langsung tutup. Kami juga dari kemarin belum dapat pasokan dari pabrik, padahal tabung saya sudah ditaruh di pabrik," kata Aritonang. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI