Perkuat Kebijakan Internasional, Mendikbudristek Dialog dengan Pengajar BIPA Seluruh Dunia

Jum'at, 02 Juli 2021 | 08:44 WIB
Perkuat Kebijakan Internasional, Mendikbudristek Dialog dengan Pengajar BIPA Seluruh Dunia
Mendikbudristek Nadiem Makarim berpidato di Hari Pendidikan Nasional 2021
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Pengajar BIPA dari Indonesia di Mesir, Nidhol, mengatakan dirinya mendapatkan pemelajar BIPA yang jumlahnya meningkat di masa pandemi.

“Alasan belajarnya macam-macam, mulai dari keinginan jadi penerjemah, ingin berbisnis di Indonesia, ingin melanjutkan studi, bahkan ada pemelajar yang mengambil kelas BIPA karena akan menikah dengan orang Indonesia,” jelas Nidhol tersenyum.

Diakui Nidhol, selama pandemi, metode pembelajaran dilakukan dengan jarak jauh (PJJ). Menurutnya, metode tersebut membuat banyak warga dari Maroko, Sudan, Palestina, dan Suriah juga turut berpartisipasi dalam kelas BIPA secara daring.  

“Kelas di Mesir sekarang penuh sekali. Ada dua di ibu kota dan satu di daerah. Pemelajar juga terdiri dari siswa SMP, SMA, wartawan, dosen, atlet, pejabat pemerintah, bahkan ibu rumah tangga,” kata Nidhol.

Dia pun mengatakan bahwa mayoritas pemelajar tertarik belajar bahasa Indonesia karena pengajar merupakan penutur asli dan orang Indonesia terkenal ramah dan akrab. 

“Saya sering mentraktir makanan khas nusantara, main bola bersama, pencak silat, dan kegiatan lainnya. Alhamdulillah, perbedaan budaya antara kami dan pemelajar, tidak menghalangi,” tambah Nidhol.

Dia berharap, para pengajar BIPA di Mesir dapat memeroleh bantuan sarana pembelajaran seperti kamus, buku sastra, komik dalam bahasa Indonesia, serta bahan ajar dan multimedia dengan kekhasan kokal. 

Senada dengan itu, Pengajar BIPA di Washington DC, Amerika Serikat (AS), Nona K. Noris mengatakan bahwa kelas BIPA di AS juga mengalami lonjakan peserta setelah kelas digelar daring.

“Tadinya hanya tiga kelas, sekarang jadi delapan. Dulu hanya warga Washington DC yang bisa mengikuti karena kelasnya tatap muka. Sekarang, warga AS dari mana saja bisa mengikuti kelas BIPA karena diadakan secara daring,” tutur Nona.

Baca Juga: Kesiapan Sekolah dan Kondisi Daerah Jadi Faktor Utama Terlaksananya PTM Terbatas

Dia mengatakan, banyak warga AS belajar bahasa Indonesia untuk studi, penelitian, pekerjaan, wisata, dan urusan keluarga. “Ada juga yang sudah pernah mengenal bahasa Indonesia, tapi ingin mempertahankan kelancaran, bahkan ada yang ingin belajar bahasa baru,” ucap Nona. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI