Masyarakat Jangan Panik, Menkes: Kalau Tak Ada Komorbid, Lebih Baik Dirawat di Rumah

Jum'at, 02 Juli 2021 | 06:36 WIB
Masyarakat Jangan Panik, Menkes: Kalau Tak Ada Komorbid, Lebih Baik Dirawat di Rumah
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin / [Sekretariat Presiden]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pemerintah menetapkan tiga kerangka strategi dalam menghadapi lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi di Indonesia. Yakni strategi deteksi, terapeutik, dan vaksinasi.

Strategi tersebut, kata Budi, dijalankan sesuai dengan petunjuk dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

"Yang pertama adalah perubahan perilaku atau 3M, yang kedua adalah deteksi atau 3T, yang ketiga adalah vaksinasi. Itu tiga strategi untuk mengatasi pandemi untuk orang yang sehat. Sedangkan untuk yang sudah sakit, ada strategi perawatan (terapeutik)," ujar Budi dalam jumpa pers, Kamis (1/7/2021).

Pemerintah juga berupaya untuk meningkatkan jumlah pengetesan dan pelacakan menjadi tiga sampai empat kali lipat dari sebelumnya seperti yang dilakukan oleh negara-negara lainnya yang memiliki angka kasus Covid-19 tinggi.

Baca Juga: Wagub Jatim: PPKM Darurat Momentum Mengurangi Kasus COVID-19, Bukan Melandaikan

Selain itu, Budi menuturkan pemerintah juga akan memprioritaskan pengetesan epidemiologis atau dikhususkan untuk suspek atau orang yang kontak erat dengan pasien positif Covid-19.

"Jadi kita bisa mengharapkan mungkin dari sekitar 100 ribu sekarang kita bisa naikkan menjadi 400-500 ribu testing perhari. Kita sudah memberikan guidance sesuai dengan WHO standard kalau positivity rate dibawah 5 (persen) hanya 1/1000 per minggu, kalau 5 sampai 15 persen 5/1000 per minggu, dan seterusnya," tutur Budi.

Tak hanya itu, pemerintah juga akan memastikan bahwa pasien yang dirawat di rumah sakit hanyalah pasien yang memiliki gejala sedang sampai berat.

Hal tersebut bertujuan agar pasien yang tidak bergejala tidak akan terekspos oleh virus di rumah sakit.

"Jadi masyarakat tidak usah panik, kalau tidak ada sesak nafas, kalau saturasi oksigennya masih di atas 95 persen, kalau tidak ada komorbid, lebih baik dirawat di rumah kalau dia positif, atau dirawat di isolasi terpusat seperti di Wisma Atlet," ucapnya.

Baca Juga: Tambah 7.541 Pasien, Positif Covid-19 di Jakarta Capai 551.009 Kasus

Pemerintah pun terus berupaya untuk memastikan ketersediaan pasokan oksigen di seluruh rumah sakit di Pulau Jawa dan memastikan manajemen di setiap rumah sakit berjalan dengan baik.

"Kita juga akan memastikan oksigen akan kita rapikan supply dan demand untuk seluruh rumah sakit di Jawa. Kita akan monitor ketat ini," tutur Budi.

Selain itu, pemerintah akan mengeluarkan aturan mengenai telemedicine untuk daerah-daerah yang memiliki tekanan kasus sangat tinggi seperti Jakarta, sehingga kesehatan para pasien yang sedang diisolasi secara mandiri dapat selalu terpantau oleh para dokter.

Khusus untuk daerah dengan sebaran kasus tinggi, pemerintah kata Budi juga telah menyediakan tempat isolasi terpusat seperti Wisma Nagrak, Rusun Pasar Rumput, dan Asrama Haji yang kapasitasnya sama dengan Wisma Atlet.

"Kita sudah ada dua kali kapasitas Wisma Atlet yang sekarang sudah siap," ucap Budi.

Adapun langkah penanganan Covid-19 selanjutnya yakni dengan mempercepat vaksinasi terutama untuk daerah zona merah.
Mantan Wakil Menteri BUMN itu menyebut pemerintah akan mengarahkan jatah vaksin yang diperoleh untuk daerah-daerah tersebut.

"Kita akan percepat vaksinasinya diharapkan bulan ini dan bulan depan 70 persen kita targetkan sudah divaksinasi untuk daerah-daerah yang zona merah tadi," katanya menambahkan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI