Suara.com - Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia (UI) Ade Armando menyebut banyak jalur untuk bisa menjadi mahasiswa UI. Selain melalui jalur prestasi, Ade menyebut ada juga jalur titipan ataupun 'nyogok'.
Hal tersebut diungkapkan Ade saat menjadi pembicara dalam diskusi yang digelar Suara Mahasiswa UI pada Kamis (1/7/2021) malam. Awalnya Ade menjelaskan kewenangannya menyebut BEM UI yang mengkritik Presiden Joko Widodo atau Jokowi sebagai pandir.
"Jadi kalau anda boleh menghina Jokowi sebagai raja munafik the king of lip service, ingkar janji, bohong, anda membual, kami mual, boleh," kata Ade.
Setelah itu, Ade mencontohkan kalau sebutan pandir itu semestinya bisa ditanggapi santai oleh BEM UI yang saat diskusi diwakili oleh Ketua BEM Fisip UI Bayu Satria dan anggota Brigade UI 2019 Fandy Achmad.
Baca Juga: Jokowi Mau Dikritik Asal Santun, Mahasiswa: Tolok Ukurnya di Mana?
"Kalau boleh saya salahnya apa bilang kalian pandir? Saya nanya Fandy kamu lulusnya masuknya nyogok, ya? Anda tinggal jawab enggak, alhamdulillah, so what?," kata dia.
Pembicaraan Ade lantas dipotong tiba-tiba oleh Bayu yang kembali bertanya soal jalur masuk UI melalui titipan ataupun nyogok.
"Berarti di UI emang ada yang kaya gitu mas Ade?," tanya Bayu.
Ade pun menilai kalau Bayu seharusnya tahu karena hal tersebut sudah menjadi hal lumrah ketika ada mahasiswa yang masuk melalui jalur nyogok.
"Kalau anda enggak tahu bahwa itu terjadi, ya, kelewatan untuk saya kenapa kita tutup-tutupi bahwa itu ada," jawab Ade.
Baca Juga: Jokowi Santai Tanggapi Kritik BEM UI, Orang Sekelilingnya Disebut Malah Cari Muka
"Ya kalau anda enggak tahu, ya, enggak apa-apa juga. Saya mau bilang jalur masuk UI itu banyak, enggak semua orang itu melalui jalur seperti Fandu yang pintar ini lewat SIMAK," timpal Ade.
Pada kesempatan yang sama, Bayu sempat mengklarifikasi pernyataan Ade kepada perwakilan Rektorat UI, Ngatawi Al- Zastrouw yang ikut hadir dalam diskusi. Ngatawi sendiri mengaku belum mendengar adanya mahasiswa UI yang masuk melalui jalur nyogok.
"Saya sendiri tidak tahu, belum punya informasi tentang itu. Kalau memang ada, ya, ayo dibuka tinggal sampaikan ke kami, gitu, kan. Terus nanti kita investigasi bersama kalau memang ada."