KPI Sebut Ada Fenomena Baru Dalam Tayangan Pernikahan Artis yang Dibalut Adat di TV

Kamis, 01 Juli 2021 | 23:01 WIB
KPI Sebut Ada Fenomena Baru Dalam Tayangan Pernikahan Artis yang Dibalut Adat di TV
Kue pernikahan Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah. (Instagram/@lenovellecake)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), Agung Suprio, mengatakan tayangan acara pernikahan yang dibalut budaya pernikahan adat seperti pernikahan artis Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah memiliki nilai atau rating tinggi di televisi dibandingkan tayangan pagelaran budaya.

Bahkan ia menyebut tak ada yang menonton tayangan pagelaran budaya.

"Stasiun Televisi menayangkan pagelaran budaya ratingnya kecil, kecil banget nggak ada yang nonton," ujar Agung dalam diskusi virtual, Kamis (1/7/2021).

Hal itu berbeda ketika pernikahan yang menampilkan budaya atau adat penikahan yang dilakukan oleh artis justu banjir penonton. Diketahui pada pernikahan Atta Aurel menampilkan adat Jawa seperti siraman, midodareni dan lain -lain dan adat Minang.

Baca Juga: PPKM Darurat Segera Diberlakukan, Ini Rincian Pembatasan Baru yang Diterapkan

"Dia (Atta -Aurel) pakai budaya Jawa, bukan pagelaran tapi jauh, lalu mc-nya menjelaskan prosesi Midodareni,. pecah telor, kakinya dicuci segala macam itu budaya," ucap dia.

Hal tersebut kata Agung, justru menyedot perhatian publik bahwa ada budaya Indonesia yakni adat pernikahan Jawa yang ditampilkan.

"Kemudian menyedot perhatian itu budaya di Indonesia bahkan ada orang luar negeri yang sempat nonton juga itu surprise banget ngelihat kayak gini ya budata pernikahan ala Jawa. Kaum milenial juga seperti itu jadi ratingnya lumayan bagus," ucap Agung.

Lebih kanjut, ia mengatakan tayangan adat pernikahan tersebut, memberikan informasi tentang budaya Jawa yang ada di Indonesia.

Ia pun menilai ada fenomena baru dalam pernikahan artis yang ditayangkan secara langsung di televisi dengan dibalut budaya.

Baca Juga: PN Surabaya Lockdown, 27 Pegawai Termasuk Hakim dan Scurity Positif Covid-19

Pasalnya KPI kata Agung melihat, dari dua kelompok yang menolak dan mendukung tayangan pernikahan Aurel-Atta jumlahnya lebih besar yang mendukung.

Jumlah pendukung tersebut merupakan kaum milenial yakni berusia di bawah 30 tahun.

"1 orang yang menolak acara ini dibanding 30 orang yang mendukung acara ini. Publik ini Rata-rata orang milenial semua. Ini fenomena baru kalau saya melihat, saya cermati trend terbaru anak-anak muda yg tidak menonton tv ko jadi atensi," kata Agung

"Kenapa saya bilang jarang nonton TV, karena Nelson mengatakan durasi mereka nonton gadget lebih banyak daripada menonton TV," kata dia.

Agung menuturkan jika dilihat dari media sosial KPI, jumlahnya berbanding terbalik. Sehingga ia menilai ada fenomena baru dalam tayangan di televisi.

"Tapi setidaknya kalau kita lihat medsos KPI netizen divalidasi 1 berbanding 30 dalam 1 hari. 1 orang menolak 30 yang mendukung itu. Kita bicara publik sebagai mayoritas 30 itu adalah publik. Kita menganut prinsip-prinsip demokrasi sebagai suara mayoritas misalnya begitu," katanya.

"Tapi ini fenomena ya, kita tidak mau berdebat dari sisi metodologi ataupun apapun. Fakta ini kemudian berpikir, tayangan ini menjadi untuk menyampaikan pesan pada kaum muda. Bagaimana kalau kemudian pernikahan ini sampaikan pesan budaya, budaya Jawa dan budaya Minang," Agung menambahkan.

Sebelum penayangan tersebut, KPI menyampaikan tiga hal yang harus diperhatikan stasiun TV.

Yakni durasi, pesan budaya dan protokol kesehatan yang harus dipatuhi Stasiun TV yang menayangkan pernikahan Atta -Aurel

"Kita sampaikan ke pihak TV tiga hal ini diperhatikan, durasi budaya dan prokes, oke kemudian mereka (KPI) ikut apa yang diminta oleh KPI. Yang pertama kami evaluasi, kedua durasinya 2 jam 15 menit ke-2, yang ketiga juga sama 2 jam 15 menit," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI