Pembunuh di India Samarkan Mayat sebagai Korban Covid untuk Mengelabui Polisi

Kamis, 01 Juli 2021 | 10:02 WIB
Pembunuh di India Samarkan Mayat sebagai Korban Covid untuk Mengelabui Polisi
ilustrasi jenazah. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Lima pembunuh di India ditangkap karena berusaha menyamarkan mayat yang mereka bunuh sebagai korban Coivd untuk mengelabui polisi.

Menyadur World of Buzz Kamis (01/07), mereka berencana menghilangkan jejak dengan mengkremasi jenazah tapi aksinya terlacak oleh polisi.

Lima pembunuh yang dikenal sebagai anggota geng tersebut sempat menyamar sebagai tenaga kesehatan ketika hendak menyelundupkan mayat korban.

Today Online melaporkan korban memiliki utang empat juta rupee (Rp 782 juta) kepada geng tersebut dan ia diundang ke pesta untuk dihabisi nyawanya.

Baca Juga: 2 Tersangka Pembunuh Kalinus Zai Terancam Hukuman Mati, Ini Kata Keluarga Korban

Tak dijelaskan, bagaimana cara gengster itu menghabisi korbannya tapi polisi mengatakan pria itu mati karena lemas.

Pembakaran kayu bakar atau kremasi pasien yang meninggal akibat virus corona di krematorium kota Surat [AFP]
Ilustrasi kremasi korban Covid di India [AFP]

Kelima pemubunuh mengenakan pakaian Alat Pelindung Diri (APD) lengkap dan memasukkan mayat ke dalam kantong mayat agar tidak tertangkap.

Mereka kemudian mendaftarkan orang yang meninggal dengan nama palsu dan mengkremasi jasadnya di sebuah fasilitas di kota utara Agra.

“Agar tidak tertangkap, mereka memakai APD dan menggunakan kantong jenazah untuk mengemas dan mengangkut jenazah ke tempat kremasi,” kata kepala polisi setempat Muniraj G.

"Kelima terdakwa telah mengakui kejahatan mereka.” Salah satu pria telah ditangkap setelah mendapat informasi dari seorang sumber.

Baca Juga: Pembunuh Pria yang Dibuang di Jalan Kualanamu Positif Narkoba

India masih menderita gelombang ketiga infeksi Covid-19 dengan rata-rata lebih dari 1.000 orang meninggal setiap hari. Rumah sakit dan krematorium kewalahan dengan rata-rata 48.434 kasus baru setiap hari, menurut NY Times ."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI