Suara.com - Pemerintah Guatemala melalui Menteri Kesehatan Amelia Flores meminta Rusia mengembalikan uang yang sudah mereka bayar karena vaksin Sputnik V yang dipesan tak sampai tepat waktu.
Menyadur The Moscow Times Kamis (01/07), Guatemala adalah negara Amerika Latin ketiga dan masuk dalam daftar 37 negara di dunia yang menyetujui vaksin Sputnik V awal tahun ini.
Negara ini telah membayar USD 80 juta untuk 8 juta dosis tetapi sejauh ini hanya menerima 150.000 dalam tiga bulan ketika kasus Covid-19 memuncak.
Amelia Flores mengatakan negaranya memberikan Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF), yang memasarkan Sputnik V secara global, 20 hari untuk memberikan dosis yang dijanjikan.
Baca Juga: Presiden Vladimir Putin: Vaksin Covid-19 Sputnik V Seperti Senapan AK-47
Direktur proyek khusus RDIF Gleb Bryansky mengatakan kepada Reuters bahwa dosis tambahan akan mencapai Guatemala minggu depan.
“Pesawat lain dengan Sputnik V dijadwalkan tiba di Guatemala minggu ini, dengan yang berikutnya pada awal minggu depan untuk memenuhi kewajiban terkait kontrak,” katanya.
Rusia telah mengirimkan sebagian kecil dari 896 juta dosis vaksin Covid-19 yang dijanjikan ke negara lain. Sebelumnya di bulan Juni, Argentina dan Meksiko menghadapi kekurangan dosis kedua Sputnik V.
“Prioritas mutlak adalah konsumsi domestik, vaksinasi Rusia. Memenuhi permintaan di luar negeri saat ini tidak mungkin; semua kewajiban akan terpenuhi kemudian,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.
Beberapa wilayah Rusia sendiri juga melaporkan kekurangan vaksin dalam beberapa hari terakhir karena permintaan meningkat setelah pihak berwenang meluncurkan program vaksinasi wajib.
Baca Juga: Brasil Tolak Vaksin Covid-19 Sputnik V Buatan Rusia, Apa Alasannya?
Kenaikan permintaan domestik menimbulkan pertanyaan tentang kemampuan Rusia untuk memvaksinasi penduduknya sendiri dan juga memenuhi janjinya untuk memasok sekitar 70 negara.