Suara.com - Italia menjadi negara di Eropa pertama yang mencabut aturan wajib pakai masker setelah otoritas menganggap kasus Covid-19 menurun dan menjadi zona hijau.
Mulai hari Senin (28/6), menyadur Daily Sabah, otoritas mencabut aturan wajib masker di luar ruangan setelah seluruh wilayah negara tersebut masuk dalam zona "berisiko rendah" Covid-19.
Kementerian Kesehatan Italia untuk pertama kalinya mengklasifikasikan 20 wilayah Italia sebagai zona "putih", yang berarti memiliki risiko paling rendah.
"Ini semacam melegakan karena sangat panas," kata warga lokal Salvatore Casuccio kepada Agence France-Presse (AFP) di Roma tengah.
Baca Juga: Terpaksa Isoman karena RS Penuh, Pasien COVID-19 di Tasikmalaya Akhirnya Meninggal Dunia
Namun, masih banyak warga yang keluar yang mengenakan masker hingga Senin (28/6), baik karena kebiasaan atau kekhawatiran akan Covid-19.
Giulia, seorang penduduk Roma, masih mengenakan masker, begitu pula ibunya. "Kami masih prihatin dengan situasi ini. Ini belum berakhir," katanya.
Simbol Krisis
Sebelum mencapai kondisi saat ini, Italia pernah menjadi simbol krisis Covid-19 di Barat. Negara itu menjadi yang pertama terjangkit virus tersebut dan paling parah.
Pada awal pandemi melanda negara tersebut, beredar foto yang memperlihatkan truk tentara mengangkut peti mati dari kamar mayat di kota utara Bergamo.
Baca Juga: Jaga Mentalnya, Ini 7 Tanda Anak Alami Stres Karena Pandemi Covid-19
Wilayah Lombardy di sekitar Milan juga sempat menjadi pusat pandemi virus Covid-19 di Eropa, dengan 67 persen kematian dari total kasus pada saat itu.
Pada Maret 2020, tepatnya satu bulan setelah diterpa pandemi Covid-19, kasus kematian di Italia sudah melebihi angkat 10.000 kasus.
Di bulan yang sama, Italia juga sempat mencatatkan kasus 889 kasus kematian hanya dalam 24 jam, menjadi yang terburuk pada saat awal pandemi di benua biru.
Italia juga sempat menduduki peringkat kedua dengan jumlah kasus Covid-19 mencapai 92.000 pada bulan Maret 2020. Negara tersebut juga sempat mencatat lonjakan 6.000 kasus hanya dalam satu bulan.
Pemerintah Italia kemudian menerapkan aturan pembatasan wilayah atau lockdown total yang kemudian berdampak pada segala sektor di negara tersebut.
Lockdown Total
Pemerintah Italia menutup seluruh wilayahnya sejak 10 Maret sampai 3 April demi menekan penyebaran virus corona Covid-19.
Perdana Menteri Mette Frederiksen mengatakan semua siswa sekolah dan Universitas dipulangkan ke rumah. Selain itu, semua fasilitas penitipan anak akan ditutup pada Senin depan.
Saat menyambut bulan-bulan Natal dan Tahun Baru, Italia juga tak ragu untuk menutup negaranya demi mengekang penyebaran virus.
Setelah berbulan-bulan pembatasan stop-start, langkah-langkah virus corona telah dilonggarkan secara bertahap sejak akhir April.
Waspada Varian Delta
Menteri Kesehatan Roberto Speranza mendesak orang Italia untuk waspada karena varian delta, yang menyebabkan malapetaka di banyak negara.
"Kehati-hatian dan kehati-hatian tetap diperlukan, terutama karena adanya varian baru," tulis Speranza, usai menandatangani ordonansi, Sabtu.
"Pertempuran belum dimenangkan," desaknya.
Sepertiga penduduk Italia di atas usia 12 tahun telah divaksinasi penuh hingga Senin (28/6) atau 17,8 juta orang, menurut pemerintah.
Selain tak wajib pakai masker, turis dari Uni Eropa, Amerika Serikat, Kanada, dan Jepang kembali setelah pemerintah menghapus persyaratan karantina.
Di Italia, lebih dari 127.000 orang telah meninggal karena komplikasi terkait COVID-19, sementara lebih dari 4 juta orang telah terinfeksi.