Suara.com - Dosen Universitas Indonesia (UI), Ade Armando memenuhi tantangan debat yang diajukan Delpedro Marhaen dari Blok Politik Pelajar (BPP) menyoal kritik BEM UI yang menyebut Jokowi King Of Lip Service. Debat berlangsung pada Senin (28/6/2021) malam kemarin.
Saat itu Delpedro mengajukan sejumlah pertanyaan kepada Ade Armando, diantaranya meminta pengajar UI itu memilih menjadi buzzer pendukung Jokowi atau seorang akademisi.
“Anda lebih memilih mana gelar akademisi atau sebagai pendukung Jokowi, dalam kurung buzzer?,” tanya Delpedro.
Mendapat pertanyaan itu, Ade Armando mengaku bingung.
“Buzzer atau akademisi? Ya akademisi, buzzer atau pengusaha, nggak tahu kenapa harus milih,” ujarnya
Ade Armando pun bertanya balik kepada Delpedro, memilih sebagai aktivis atau mahasiswa.
![Ade Armando [YouTube Cokro TV]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/04/11/65277-ade-armando-youtube-cokro-tv.jpg)
“Itu pertanyaan pada Anda Ped, mau jadi mahasiswa atau menjadi aktivis. Kan bisa bilang saya mau jadi aktivis sekalian mahasiswa, mahasiswa atau aktivis atau penjual obat boleh tiga-tiganya,” ujar Ade Armando.
Kemudian Ade Armando pun mengaku tidak masalah disebut buzzer. Hal itu ketika moderator debat menyimpulkan jawaban darinya.
“Nggak ada masalah (disebut buzzer), itu kan hanya kata-kata,” ujar Ade Armando.
Baca Juga: Sebut Masuk UI Bisa Nyogok, Ade Armando Disebut Telah Lakukan Fitnah Serius
Untuk diketahui, Ade Armando menjadi salah satu pihak yang tidak setuju dengan kritikan yang dilontarkan BEM UI terhadap presiden Jokowi.