Wow! Perempuan di Negara Ini Bisa Menikahi Lelaki Sebanyak Mereka Mau?

Dythia Novianty
Wow! Perempuan di Negara Ini Bisa Menikahi Lelaki Sebanyak Mereka Mau?
Ilustrasi perempuan melakukan poliandri (Shutterstock)

Pemerintah telah mengusulkan untuk melegalkan poliandri.

Suara.com - Sebuah proposal ditujukan ke pemerintah Afrika Selatan untuk mengizinkan perempuan menikah lebih dari satu lelaki telah menimbulkan kontroversi.

Pemerintah telah mengusulkan untuk melegalkan poliandri sebagai bagian dari rencana yang lebih luas untuk mereformasi Undang-Undang Perkawinan, yang telah mengecewakan kaum konservatif dan beberapa kelompok agama.

Sebagaimana melansir laman Daily Mail, mengutip BBC, Selasa (29/6/2021), pengusaha dan tokoh TV Musa Mseleku, yang membintangi sebuah acara TV realitas Afrika Selatan tentang keluarga poligami dan keempat istrinya, menentang langkah tersebut.

Menurutnya, hal ini akan menghancurkan budaya Afrika. Bagaimana dengan anak-anak dari orang-orang itu? Bagaimana mereka akan tahu identitas mereka?

Baca Juga: All Girls All Around: Ketika Lari Menyatukan dan Menguatkan Perempuan

"Perempuan sekarang tidak bisa mengambil peran lelaki. Ini tidak pernah terdengar. Akankah perempuan itu sekarang membayar lobola [harga pengantin] untuk lelaki itu. Akankah lelaki itu diharapkan mengambil nama keluarganya?" ujar dia.

Musa Mseleku mengatakan bahwa dia telah disebut sebagai orang munafik terhadap poliandri karena dia memiliki empat istri.

"Saya lebih suka berbicara sekarang daripada diam. Yang bisa saya katakan adalah bahwa ini bukan Afrika. Kita tidak bisa mengubah siapa kita," katanya.

Pemimpin oposisi Partai Demokrat Kristen Afrika (ACDP) Kenneth Meshoe mengatakan, undang-undang yang diusulkan dapat 'menghancurkan masyarakat' jika hak pernikahan yang sama diberikan kepada perempuan, mengutip Independent.

Profesor Collis Machoko mengatakan bahwa keberatan adalah 'tentang kontrol' karena masyarakat Afrika tidak siap untuk kesetaraan sejati.

Baca Juga: Demi Capai Kesetaraan Gender, Perempuan Didorong Jadi Pilar Masa Depan Indonesia

"Kami tidak tahu apa yang harus dilakukan dengan perempuan yang tidak bisa kami kendalikan," ujarnya.