Suara.com - Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia atau BEM UI, Leon Alvinda Putra, menanggapi pertanyaan mengenai dasar dari propaganda yang menobatkan Presiden Jokowi sebagai raja janji-janji alias king of lip service.
Tanggapan itu ia sampaikan melalui akun Twitter pribadinya, @Leon_alvinda. Dalam unggahannya, ia menuturkan bahwa BEM UI dan aliansi sering mengeluarkan kajian-kajian terkait isu yang mereka bawa.
"Banyak yang bertanya mana dasar dari propaganda BEM UI, padahal BEM UI dan aliansi sudah sering mengeluarkan kajian-kajian terkait isu yang kami bawa," cuitnya melalui akun Twitter pribadinya, @Leon_alvinda.
Sambil menyertakan unggahan akun Twitter resmi BEM UI, @BEMUI_Official, ia menunjukan dasar-dasar dari pengawalan isu terkait UU ITE.
Baca Juga: Soal Akun Medsos Pengurus BEM UI Diretas, Fadli Zon: Tindakan Pancasilais?
Kajian tersebut berjudul "Perjalanan Panjang UU ITE, Wacana Revisi Berujung Interpretasi."
Perlu diketahui, Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia memberikan kritikan tajam kepada Presiden Joko Widodo. Dalam kritikan terbuka ini, BEM UI menyebut Presiden Jokowi sebagai "King of Lip Service".
Kritikan ini dibagikan di akun media sosial BEM UI, baik di Twitter maupun Instagram. BEM UI menyoroti berbagai janji Jokowi yang tidak ditepati, dan menyebut sang presiden kerap mengobral janji.
"JOKOWI: THE KING OF LIP SERVICE. Halo, UI dan Indonesia! Jokowi kerap kali mengobral janji manisnya, tetapi realitanya sering kali juga tak selaras. Katanya begini, faktanya begitu," tulis BEM UI di Instagram seperti dikutip oleh Suara.com, Minggu (27/6/2021).
BEM UI menagih berbagai janji Jokowi, mulai dari masalah revisi UU ITE hingga penguatan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Menurut BEM UI, seluruh janji yang ditetapi itu membuat Jokowi terkesan "lip service" saja.
Baca Juga: Viral! Surat Rektorat Panggil BEM UI Direvisi Warganet Bak Skripsi, Banyak Kesalahannya
Buntut dari kritikan ini, Pihak Rektorat Universitas Indonesia memastikan memanggil pengurus BEM.