Suara.com - Putri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Alissa Wahid angkat bicara mengenai aksi rektorat memanggil BEM UI usai mengkritik Presiden Joko Widodo alias Jokowi.
Menurutnya, jika aksi pemanggilan berujung pemberian sanksi terhadap BEM tersebut terjadi di masa Orde Baru, maka dapat dipastikan reformasi tak akan ada.
Hal itu disampaikan oleh Alissa Wahid melalui akun Twitter miliknya @alissawahid.
"Kalau zaman dulu begini, enggak bakal ada reformasi," kata Alissa seperti dikutip Suara.com, Senin (28/6/2021).
Dalam cuitannya, Alissa juga menyarankan agar para rektorat bisa kembali belajar mengenai berpikir kritis dan ujaran kebencian.
Sehingga, kejadian serupa seperti yang dialami BEM UI tidak akan terjadi lagi.
"Rektorat-rektorat mungkin perlu pemahaman ulang tentang bedanya critical thinking dan hate-speech," tegas Alissa.

Jokowi: The King of Lip Service
BEM UI memberikan kritikan tajam kepada Presiden Joko Widodo dengan menjuluki Jokowi sebagai "King of Lip Service".
Baca Juga: Makin Panas! BEM UI Serang Buzzer Pro Jokowi: Berani di Sosmed, Takut Turun ke Jalan
Kritikan ini dibagikan di akun media sosial BEM UI, baik di Twitter maupun Instagram. BEM UI menyoroti berbagai janji Jokowi yang tidak ditepati, dan menyebut sang presiden kerap mengobral janji.